#BikinPilem : Curcol-nya 'Sang Script Writer'
Berhubungan otaknya sedang mandek dengan fiksi-fiksi, jadi di postingan kali ini sesi curcol ajee yaa ...
Begini lohh ... sebenernya, 'the big plan' ini memang obsesi aku sejak lama, terutama ketika masuk ke sebuah komunitas yang mengusung kreatifitas dibidang nulis plus film.
Awal mulanya sih cuma iseng-iseng, waktu kumpul-kumpul di kosan Abdu bareng the galauewers (hahaa). Tiba-tiba aku bilang ke mereka. "Heii, kita bikin film yuu ..." the galauwers malahan asik dengan aktivitas mereka, yang ngerespon cuma si Abdu n Andrian.
"Siapin dulu skripnya, ma'e .." kata si Abdu yang mengklaim aku sebagai ma'e-nya. Padahal tampangku masih unyu-unyu gimana gituuh ... hahaaa
"Hayuu gin .. Hayu .. aku siap jadi kru-nya" sambung sii Andrian dengan gaya hebohnya.
"Nanti talentnya si ***" ucapku sambil agak malu-malu gimana gituh.
"Aiihh ....!!! Itu toh maksudnya ..!" kata si Abdu yang tahu tentang 'orang' yang dimaksud. ku stay cool aja. Masang wajah kalem.
"Hahahaa ... bener ... bener, gin ... Cocok tah .." si Andrian terus ngomporin.
"Kru-nya ajakin anak-anak kelas ya .. Nanti aku bikin skrip-nya" ucapku lagi, terus mulai-lah imaji aku melayang entah kemana. Nyari-nyari sumber cerita dari dunia antah berantah.
Alhasil, ketika 'the big plan' ini aku utarakan ke anak-anak kelas. Respon mereka sangat sangat menakjubkan ! semuanya sangat berminat. Feedback yang bagus kan? hahaa. Respon ini ditunjukkan oleh Aank, aku kira obrolan isengku itu cuma angin lalu. Ternyata,malemnya si Aank ngirim message ke hp aku ...
"Agin, hayu ah jadiin bikin filmnya. Biar kelas kita punya karya !"
Begitulah kira-kira isi smsnya, dan mulailah si Aank ini jadi provokator di kelas. Dia ngomporin anak-anak kelas supaya semangatnya makin membara. Terlebih lagi, kelas C dan B angkatan kami punya karya masing-masing. Hanya kelasku saja yang sedikit terbelakang... hahaaa, maklumlah penghuni kelasku ini mayoritas cowo. Coba banyangkan dari 30 orang mahasiswa, hanya ada 10 makhluk bidadari yang mempesona dikelasku. Luar biasaa kan? Jadi, maklum lah .. rada-rada terbelakang juga,,, (yeeah, alibi... hahaa).
Pembuatan script di Kopma bareng (sebagian) Jurnal A |
Setelah kumpul-kumpul (curi-curi waktu kuliah), ditemukanlah ide cerita dari Cicha. Selanjutnya aku dan Aank mulai merumuskan script-nya. Awalnya aku n Aank rada beda pendapat sih tentang penafsiran ceritanya Cicha, si Aank juga sempet keukeuh dengan pendapatnya dan aku keukeuh ga setuju dengan pendapatnya. Iyalaah ... wong yang nulisnya juga aku ! Harusnya gimana aku ! --- si ego lagi merajalela.
Tapi, dari sini aku belajar tentang menerima-menghargai pendapat. So, disana aku jadi pendengar dan berusaha agar si ego ini ga merajalela lagi. Nih, aku liatin dokumentasi pembuatan script yang bikin puyeng ini ..........:
Script terus digodok !! |
Proses pembuatan script berlangsung sekitar 2 mingguan (kalau ga salah). Aku cuma dibantu Aank dalam mengembangan ide cerita plus bimbingan dari Abdu (soalnya aku masih newbie dalam pembuatan script). Dan wow ... !!!!! ternyata memang sulit deng jadi script writer itu. Bener-bener harus mem-visualisasikan sebuah kata-kata ke keadaan real-nya, ckkcck.
Kesulitan utama aku dalam membuat script :
1. Menginterpretasikan bahasa cerpen (karena ide ceritanya diangkat dari sebuah cerpen) kedalambahasa script (film). Karena bahasa cerpen dan bahasa film itu sangat sangat beda. Untuk bahasa script, sang script writer bener-bener dituntut untuk dapat menulis secara konkrit setiap adegannya.
2. Istilah-istilah dalam skenario. Karena memang masih newbie dalam hal tulis-menulis script ini. Jadi aku rada-rada merangkak gitu dalam pembuatannya. Malahan pas awal-awal nulis script masih bingung ngebedain scene-shoot-take. Tapi karena terus diasah dan tanya sana-sini. Jadilah sedikitnya bisalaah .... ^^. Nih, aku kasih penjelasan tentang istilah-istilah dalam skenario (di copas dari sumber lain, lupa lagi ,,hehe) :
BIG CLOSE UP (BCU) =
pengambilan gambar pada jarak sangat dekat. Misalnya, dalam gambar orang hanya
terlihat bibirnya saja. Contoh pemakaian dalam skenario, untuk menunjukkan
sebuah cincin di jari manis tokoh, kita bisa pakai BCU untuk cincin. Namun jika
ini sudah diperjelas dalam deskripsi, tidak perlu ditulis BCU lagi, sebab ini
adalah tugas sutradara.
CLOSE UP (CU) =
Pengambilan gambar pada jarak dekat. Dalam gambar orang terlihat wajahnya saja.
Untuk pemakaian dalam skenario, CU bisa untuk menegaskan ekspresi tokoh. Namun,
penggunaan CU sebisa mungkin untuk hal-hal yang sangat penting saja, misalnya
menegaskan sebuah lirikan mata dan senyum sinis A pada B. Jika tidak terlalu
penting, jangan gunakan tanda CU ini karena masalah shot adalah wilayah
sutradara.
COMMERCIAL BREAK = Jeda
dalam tayangan sinetron yang diisi iklan. Biasanya penulis skenario juga harus
memperhitungkan saat jeda ini, dengan memberikan suspense pada cerita–sebelum
commercial break–agar penonton tetap menunggu kelanjutan cerita kita, tanpa
berpindah ke channel lain.
CREDIT TITLE =
Penayangan nama tim kreatif dan para ahli, serta semua orang yang terlibat
dalam pembuatan sinetron/ film tersebut.
CUT BACK TO = Transisi
dengan tempo cepat, tapi kembali ke adegan/ lokasi yang telah dilihat
sebelumnya. Contoh penggunaannya dalam skenario, misalnya seorang anak menangis
karena terpisah dari ibunya di mal, CUT TO: Ibu sedang mencari anaknya dengan
gelisah di sudut yang lain, maka ketika akan kembali ke gambar anak yang
menangis tadi, yang saat ini mungkin sudah dibantu satpam, transisinya kita
pakai CUT BACK TO.
CUT TO = Transisi/
peralihan dengan tempo yang cepat, misalnya untuk menggambarkan kejadian yang
terjadi bersamaan tapi pada tempat yang berbeda. Atau juga kelanjutan adegan,
tapi masih pada hari yang sama.
DISSOLVE TO = Transisi
yang menunjukkan gambar menjadi kabur, kemudian masuk ke gambar adegan
berikutnya. Dalam skenario, ini biasanya dipakai untuk menggambarkan sebuah
mimpi, mengenang masa lalu, atau flash back, membayangkan sesutau yang akan terjadi.
DIALOG = Kalimat yang
diciptakan oleh penulis skenario, yang nantinya diucapkan oleh seorang aktor.
DIALOG harus mewakili peran, karakter, dan perasaan si tokoh dalam cerita.
DURASI = waktu tayang
di televise sudah termasuk commercial break. Durasi yang umum: 30 menit,
biasanya untuk sinetron serial komedi. Durasi 60 menit, biasanya untuk sinetron
serial drama, durasi ni paling umum kita lihat di televise. Durasi 90 menit,
biasanya untuk sinetron cerita lepas, semacam telesinema dan FTV.
ESTABLISHING SHOT =
Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara penuh,
terlihat secara keseluruhan. Biasanya pengambilan dari jarak jauh sehingga
gambar terlihat kecil. Contoh, jika kita ingin memasuki setting sebuah kamar
dalam rumah sakit, biasanya kita beri dulu ESTABLISH gedung rumah sakit secara
keseluruhan. Namun, jika tempat itu sudah diperlihatkan secara keseluruhan,
tidak perlu ada ESTABLISH berulang kali.
EXT. Singkatan dari
EXTERIOR, biasanya dalam scenario ditulis pada deretan judul scene, untuk
menunjukkan keterangan tempat di luar ruangan. Tulisan EXT. dan INT. bisa
digabung menjadi misalnya: EXT./INT. yang menunjukkan adegan di jalanan/ dalam
mobil. Bisa juga gabungan itu dipakai jika menunjukkan adegan pada teras sebuah
rumah.
FADE OUT = Transisi
gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat.
FADE IN: Transisi
gambar dari gelap ke terang dengan cara lambat. Dalam scenario, penulisan FADE
OUT dan FADE IN biasanya bersamaan untuk transisi yang menujukkan perubahan
waktu, bisa dari malam ke pagi, atau dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan
tahun. Selain menujukkan perubahan waktu, bisa juga menggambarkan perubahan
keadaan dan perubahan lokasi.
FLASH BACK = Bisa
diartikan sebagai kilas balik. Cerita yang kembali pada waktu sebelum kejadian
berlangsung. FLASH BACK bisa menunjukkan kemunduran waktu beberapa tahun ke
belakang, bisa juga hanya dalam waktu beberapa saat sebelumnya.
FREEZE = Menghentikan
aksi atau bertahan pada posisi akhir adegan. Dalam penulisan scenario biasanya digunakan
untuk akhir sebuah episode, di mana gambar berhenti mengakhiri sebuah cerita.Akhir cerita ini pada sinetron
serial biasanya diambil gambar yang paling menegangkan sehingga akan terjadi
suspense bagi penonton. FREEZE umumnya untuk gambar tokoh sentralnya.
INSERT: Sisispan adegan
pendek dan singkat tapi penting, di dalam sebuah scene. Misalnya, pada adegan
beberapa orang ngobrol di dalam ruang tamu, tiba-tiba di luar ada orang yang
mengintip dan menguping pembicaraan mereka. Meskipun setting berubah, kita tak
perlu membuat scene baru untuk adegan mengintip itu, cukup dengan INSERT saja.
INTERCUT = Perpindahan
dengan cepat, dari satu adegan ke adegan lain yang berada dalam satu kesatuan
cerita. Misalnya adegan telepon, dua setting yang bergantian ditampilkan, maka
kita bisa menggunakan INTERCUT untuk pergantian cepat setiap dialog si
penelepon dan orang yang ditelepon.
INT. = Singkatan dari
INTERIOR, penulisannya dalam scenario sama dengan EXT., t5api ini untuk
menujukkan keterangan tempat di dalam ruangan.
LONG SHOT (LS) =
Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang harus terlihat
keseluruhan. Misalnya gambar orang akan terlihat seluruh badan berikut latar
belakangnya. Namun, jika tak terlalu penting jangan cantumkan LS dalam scenario
karena sama seperti CU dan BCU, ini juga wewenang sutradara.
MAIN TITLE = Judul
cerita pada sebuah tayangan sinetron/ film. Dalam penulisan scenario biasanya
ditampilkan atau ditulis setelah adegan teaser. Dan dilanjutkan dengan
penayangan credit titles.
MONTAGE = Beberapa
gambar yang menujukkan adegan berkesinambungan dan mengalir, bisa beberapa
lokasi yang berbeda, tapi menyatu dalam rangkaian. Dalam penulisan scenario,
misalna seorang sedang putus cinta, maka ia mulai mengenang masa indahnya dulu
bersama mantan kekasihnya. Dalam hal ini kita pakai MONTAGE dengan menampilkan
beberapa adegan indah anatara si tokoh dan mantan kekasihnya ketika masih
bersama, kita tampilkan mereka sedang berkejaran di pantai, lalu kita tampilkan
juga saat mereka berduaan di taman bunga, lalu saat mereka saling menukar
barang kenangan, dsb.
RATING = Ini kita
istilahkan sebagai survey jumlah penonton yang menyaksikan tayangan di
televise, dalam hal ini termasuk tayangan sinetron yang cerita dan skenarionya
kita tulis. Survei ini dilakukan oleh sebuah lembaga bernama AC NIELSON, yang
sudah diakui kredibilitasnya oleh masyarakat pertelevisian di Indonesia. Setiap
minggunya pihak ini akan memebrikan lembaran hasil surveinya ke semua stasiun
televise dan PH, di lembaran itu akan terlihat urutan tayangan mulai dari yang
terbanyak penontonnya, hingga yang paling sedikit. RATING sampai saat ini masih
menjadi tolok ukur tayangan di Indonesia. RATING tinggi berarti tayangan
dianggap laku dan secara bisnis menguntungkan PH/ Broadcast, sehingga
diproduksi terus, sebaliknya bila RATING rendah maka tayangan akan cepat
dihentikan agar tidak merugikan produksi.
SCENE = Kata lain dari
adegan, yaitu bagian terkecil dari sebuah cerita.
SCENARIO = Artinya sama
dengan scenario, hanya masalah perbedaan bahasa saja, penulisan menggunakan “K”
karena sudah diindonesiakan.
SCREENPLAY = Artinya
juga sama dengan Scenario/ Skenario.
SCRIPTWRITER = Orang
yang kerjanya membuat/ menulis scenario atau disebut juga Penulis Skenario.
SEQUENCE = Kata lain
dari Babak, yaitu kumpulan dari beberapa adegan.
SLOW MOTION = Gerakan
yang terlihat lebih lambat dari biasanya. Hal ini biasanya digunakan untuk
menampilkan adegan yang sangat dramatis. Misalnya, adegan seorang tokoh
ditembak dari belakang. Saat si tokoh jatuh, gerakan bisa saja dibuat SLOW
MOTION agar lebih terkesan dan menyentuh perasaan penontonnya.
SOUND EFFECT = Biasanya
dalam penulisan digunakan istilah FX, maksudnya suara yang dihasilkan di luar
suara mausia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel tanda
masuk sekolah, suara alat dapur berjatuhan, dsb.
SPLIT SCREEN = Dua
adegan berbeda yang muncul pada satu layer. Bisa kita pisahkan dengan garis
vertical atau horizontal. Pada penulisan dalam scenario bisa kita pakai saat ingin
menggambarkan adegan telepon yang menampilkan ekspresi kedua tokoh secara
bersama-sama.
TEASER = Adegan
gebrakan, ditampilkan pada pembukaan/ awal cerita, yang tujuannya memancing
penonton untuk menyaksikan kelanjutan cerita di belakangnya. Teaser bisa berupa
sebuah scene/ adegan baru yang diciptakan oleh penulis scenario, bisa juga
cuplikan adegan paling menarik/ konflik utama yang sudah ada dalam scenario.
VOICE OVER (VO) =
Dialog yang terdengar tapi tidak tampak di gambar, misalnya terdengar orang berbicara
dari ruang sebelah. Atau, bisa juga orangnya tampak, suaranya terdengar, tapi
bibirnya tidak bergerak, jadi dia terlihat berbicara dalam hati.
Action dulu, sebelum lanjut bikin script ! hhaha |
Tim penghibur ketika mulai puyeng bikin script .. *uhuii |
5 komentar
semangka!!
ReplyDeletemakassii sistaa ... :D
ReplyDeleteluph uuu ... :*, hahaaa
gaya si neneng !!
ReplyDeletehahhahaa :D
ReplyDeleteiyaa doong :p
uhuk! :D
ReplyDelete