#EdisiTraveling: Menuju Puncak Mega 2222 Mdpl [Part 2]

by - 7:36 PM


Waktu yang saya nantikan akhirnya tiba. Hari kedua dari bulan Januari ke 2015 ini, saya buka dengan pendakian ke Puncak Mega punyanya Gunung Puntang. Lokasi pegunungannya engga terlalu jauh dari rumah saya. Berhubung belum pernah ke puncaknya, dan ada orang-orang yang siap jadi guide-nya, akhirnya saya memutuskan untuk ikut pendakian ini.

Saya ngerasa bersalah, sama keenam orang ini. Gara-gara pergerakan saya yang lambat, dan banyak istirahat estimasi waktu yang diperkirakan jadi molor banget. Normalnya perjalanan dari PGPI ke puncak itu 4-5 jam. Tapi rombongan kami sampai di Pos 2 sekitar 6 jam. Selama perjalanan, saya engga bilang pengen istirahat sih. Tapi mereka semua sangat mengerti, apalagi Peri yang jadi leader keliatan banget prihatin sama saya-nya. Haha.

Kami sampai di Pos 2 pukul 22:00, melihat anggota rombongan yang udah cape, Peri dan Ubi memutuskan untuk nge-camp di pos ini. Selain kami, sudah ada satu rombongan yang bikin tenda disana. Saat yang lain bikin-bikin tenda, saya cuma bertugas nyenterin mereka *Yaelaah, giin… giin* kalo bareng mereka mah, saya tuh kaya anak bawang. Cuma bawa barang-barang sendiri udah aja, engga diminta bawa air berliter-liter dan makanan kebutuhan kelompok.
 
Tenda kami di Pos 2
Setelah tenda berdiri, kami berbenah dengan menggelar matras dan sleeping bag. Engga lupa sholat, makan, minum kopi, dan ngemil sebelum tidur *Hihi*. Setelah dapet lapak buat tiduran, bukannya tiduur eeh… kami malah ngegosip dan cerita ngalor-ngidul sampe curhat juga. Ubi yang saat itu belum tidur, ikutan nimbrung juga. Sementara Peri sudah terlelap duluan, mungkin dia lelaaah… Haha. Saya ga tau sesi ngobrol ini berlangsung sampai jam berapa, tiba-tiba kami udah terlelap aja dan hening.

Saya ke bangun lagi gara-gara angin gede, saya khawatir sama adik saya dan teman-temannya diluar sana. Masalahnya, mereka yang tadinya mau bawa tenda mendadak cuma beli terpal (sejenis matras dari plastik) dan cuma bawa satu sleeping bag. Akhirnya kami berbagi sleeping bag, mereka bertiga masing-masing pake satu sleeping bag, sementara kami yang di tenda pake dua sleeping bag.
Tetep ngeksis meskipun sudah malam. Haha.
Malaas bangun pagi ceritanya. Ckck.
Pagi menuju siang, 3 Januari 2015
Hangatnya mentari enggan menyapa kami dari atas sini. Dengan langit yang gelap tertutup kabut, kami tetap bangun. Sarapan, minum-minum kopi, ngemil dan siap-siap jalan kembali ke Puncak Mega. Ketika kami bangun, sudah ada satu tenda lagi yang berdiri tidak jauh dari tenda kami. Sepertinya hari ini akan lebih banyak lagi yang menuju Puncak Mega.

Anak-anak (adik saya, Uloh dan Akmal) semangat sekali dan sudah siap sejak pagi hari. Hanya kami berempat yang rasanya malas beranjak dari tenda, setelah makan kami malah tiduran lagi di tenda. Naqi sudah mendeklarasikan diri untuk tidak ikut muncak, selain karena males, saat itu sudah mulai gerimis dan jalanan juga agak licin. Saya pun ikut nemenin Naqi, sementara kelima lelaki itu muncak.
 
Saya dan adik saya, dari ketinggian 2000 Mdpl *kira-kira begitu, Haha*
Pemandangan berkabut pukul 07.00 WIB
Jarak dari Pos 2 ke Puncak Mega sekitar 15-20 menit. Jadi ditengah gerimis-gerimis manja itu mereka berangkat menuju puncak. Sebenernya sayang juga sih engga ikutan muncak, tapi yah, sleeping bag jauh lebih menggoda. Haha. Saya sama Naqi asik poto-poto dalem tenda, sementara mereka muncak. Kami memilih untuk ada di dalem tenda aja, bobo-bobo cantiik.. dan kembali melanjutkan obrolan tadi malam *Nggaak beneer, Hahaha*.
Bukannya muncak, malah poto-poto selfie. Kami memang cantik ternyata :p.



Jalanan ke puncak kaya gini nih. Licin banget ciin.
Sedikit lagi menuju puncak. Keren begini kan kabut-kabutnya.
Puncak Mega 2222 Mdpl
Sekembalinya dari puncak, mendadak suasana hujaan ! Maka kami bertujuh segera masuk ke dalam tenda. Kebayangkan kami harus berbagi tempat empat orang untuk tujuh orang. Haha. Tapi asiklah… kami kembali makan dengan menghabiskan seluruh perbekalan. Supaya engga beraat dibawa turun ciin… :p. Oh yaa… dan tidak lupa kami pun tidak lupa melakukan ritual bermain ludo *berhubung ular tangganya ga ada*.
Meskipun kucel, kami tetap asik bermain ludo di ketinggian 2000 Mdpl
Aah, meskipun sedikit gerimis kami harus segera berkemas untuk kembali pulang. Rasanya malas memang, pengennya langsung *triiiing!* ada dibawah ! Tapi ga mungkin juga kan.. Antara pukul 11:00-12:00 kami berkemas dan mulai turun gunung. Tahu ga? Selama perjalanan meskipun agak gerimis, jalanan licin, naik-turun… Ada satu hal yang engga bisa terbayar oleh apapun : menyaksikan lukisan Tuhan dari ketinggian 2000 mdpl. Dan itu rasanya luaar biasaa! Kalian harus coba dan membuktikannya sendiri.
Ceritanya sponsor, tapi engga ngasih duit -,-
Berkemas pulang
Saya juga sampai exited sama diri saya sendiri. Rasanya puas banget, dan terharu bisa naik sampai atas sini walaupun sambil merangkak-merangkak. Huft, it’s amazing! Oh iya, seperti halnya ketika berangkat, saat pulang pun saya jadi kloter terakhir karena jalan saya yang lambat. Anak-anak dan Naqi jalan lebih dulu dan terpisah cukup jauh dengan Saya, Ubi dan Peri. Untunglah saya ditemani dua lelaki ini. Hihi, jadi yaah ngerasa safety aja gitu. Thanks Peri & Ubi :*
Pose sebelum turun gunung
Pose lagi dong. Eksis teruus!
Hujan deras mengiringi perjalanan pulang kami, beberapa kali kami berpapasan dengan para pendaki yang hendak muncak. Mungkin tiga-empat rombongan yang berpapasan saat kami turun. Seneng deh, kalo di gunung gini. Meskipun ga pada kenal, kita saling tanya-jawab, saling nyemangatin dan saling tegur sapa khas pendaki. Suasana yang engga akan pernah di dapatkan ketika kita kembali lagi ke bawah.
Kira-kira semacam inilah penampakan saya pasca turun gunung.
Kami sampai pukul 15:30 dengan keadaan basah kuyup plus berlumpur. Yaah, inilah bukti medan yang kami tempuh sangat terjal dan licin. Adik saya harus rela ber-nyeker-ria (jalan tanpa alas kaki) karena sandal Eiger-nya putus. Naqi dan anak-anak sampai terlebih dahulu, sekitar pukul 15:00 sepertinya. Mereka sudah berganti baju dan minum minuman hangat. Setelah membersihkan diri dan menghangatkan tubuh di Sekre PGPI, kami segera berkemas pulang. Hujan sudah mulai berhenti meskipun sedikit gerimis. 

Perjalanan yang luar biasa. Terimakasih Peri, Ubi, Naqi, Ijal (Adik tercintaah), Uloh dan Akmal. Kalian teman seperjalanan yang kereeeen !! Semoga masih ada kesempatan untuk menikmati lukisan Tuhan dari ketinggian lainnya… Amiin.
Thanks team! Kalian luaar biasaa :*

Siang yang mendung dengan setumpuk cucian, 040115

You May Also Like

0 komentar

©