Tertambat Oleh Pesona Supernova

by - 2:45 PM


Hallo, Kak Dee …
Suatu hari, saat acara kumpul-kumpul bersama teman kampus di salah satu rumah kost-an mereka. Iseng-iseng saya menggeledah rak buku salah seorang teman saya itu (saya punya ketertarikan yang luar biasa jika melihat rak buku dengan deretan buku yang tersusun rapi), diantara sekian banyak buku yang ada di raknya, tiba-tiba saya menemukan sebuah buku tipis yang sudah kucel, kumel bahkan bagian covernya sudah agak memudar. Saya rasa itu buku jadul, apalagi dengan kualitas kertasnya yang sejenis  kertas ujian zaman saya SD. Judul bukunya masih bisa terbaca, disana tertera tulisan : SUPERNOVA. Saya terdiam sejenak merenungkan tulisan itu, sepertinya saya pernah tahu tentang buku yang berjudul Supernova. Saya lihat penulisnya : Dee (Dewi Lestari). Dan yaaii ! ini buku yang ingin saya baca sejak buku dirilis 2001 silam.
Saya tidak membiarkan sedetik pun berlalu sejak ditemukannya buku ajaib ini. Yaa, saking ajaibnya saya sampai dibuat linglung hingga harus dibaca berulang kali untuk memahaminya. Terutama ketika tokoh Ruben-Dimas mulai berdebat dengan teori-teori ilmiah mereka. Wow, Kak Dee memang luar biasa. Saya berdecak kagum dengan pengetahuan yang tertanam dalam otaknya. Bagaimana tidak, melihat profilnya yang seorang penyanyi dan lulusan Hubungan Internasional rasanya tidak mungkin mengemukakan teori ilmiah seperti chaos theory bahkan teori-teori yang berbau fisika atau sains lainya. Namun, disanalah letak kejeniusan serta kelihaian Kak Dee dalam mengolah teori-teori sains hingga selaras serta seirama dengan alur fiksi yang dibuatnya.

Dan Kak Dee .. sejak membaca Supernova saya benar-benar terpikat dengan hasil karyamu. Meskipun saya hanya sebatas numpang baca di toko-toko buku dekat kampus ataupun merengek pada teman yang memiliki karyamu. Apalagi sejak hadirnya novel Perahu Kertas dan Filosofi Kopi, rasa penasaran saya semakin memuncak untuk segera melahap filosofi-filosofi yang tertuang dalam karya terbaru Kak Dee. Karena saya termasuk mahasiswa yang serba pas-pas-an, untuk membeli sebuah buku perlu menyisihkan uang bulanan dari orangtua. Alhasil, baru setelah tiga-empat bulan kemudian hasrat untuk membeli buku bisa tercapai. Oleh karena itu, ajang menulis “Surat Untuk Dewi ‘Dee’ Lestari” seolah membuka pintu harapan untuk memiliki coretan tangan Kak Dee !
Pesona Supernova menjadikan Kak Dee sebagai penulis Indonesia yang saya idolakan. Kelak, suatu hari nanti saya ingin menjadi penulis yang berkharisma nan intelektual seperti Dewi ‘Dee’ Lestari. Kak Dee, teruslah berpijar seperti fluoresen[1] walaupun dengan sedikit energi namun mampu bertahan sangat lama.



Dari     :Bintu Najmi (Agina Puspanurani)
Untuk  :Mizan.com


You May Also Like

0 komentar

©