#PejabatKampus : PLAN FOR END
Sebulan lagi, tepatnya
13 Mei mendatang, maka amanah ini telah genap memasuki setengah perjalanannya.
Huft, waktu rasanya merayap kalo inget tentang amanat yang diemban sejak lima
bulan lalu. Terutama buat Nazmi sang Presma dan Mamih. Dua orang yang punya
semangat tinggi untuk memanjukan BEM-J Jurnalistik.
Saya mengamati keduanya
dengan seksama. Ada lelah disana, jenuh dan rasa ingin terbebas dari beban yang
sedang dipikul keduanya. Tapi mereka selalu sadar akan satu hal : LOYALITAS dan
TANGGUNGJAWAB. Dua hal yang melekat pada keduanya, dan itu sangat saya rasakan.
Saya hanya pelengkap dari keduanya, hanya pengamat dan hanya orang yang
kebetulan memiliki asa yang sama untuk memberikan yang terbaik bagi Jurnalistik
sementara mereka berdua adalah penopang dan penanggungjawab dari himpunan ini. Sehingga apapun yang
terjadi, baik-buruknya, mereka yang harus bertanggungjawab.
Jadi, sangat nyata jika
keduanya menanti tanggal yang sama enam bulan lagi. Saat ini, mungkin rencana
yang ada di benak Presma untuk mempercepat hari kebebasan itu adalah kegilaan
yang selalu di Amin-kan oleh Mamih. Hahaha.
Saya sangat paham jika
keduanya dipenuhi kejenuhan bahkan dihantui pikiran-pikiran tentang BEM setiap
mereka bangun pagi. Belum lagi kehidupan pribadi keduanya yang -nyaris-
diobrak-abrik karena BEM. Aah, banyak hal yang terjadi pada keduanya untuk
mereka sampai di setengah perjalanan ini.
Begitupun dengan saya,
kehidupan yang asalnya terbilang ‘flat’
mulai berubah ketika keduanya hadir dalam kehidupan saya. Hahaha. Rasanya
seperti menemukan kawan lama yang telah terpisah jutaan mil dan akhirnya dapat
kembali berjalan beriringan. Meskipun saya harus rela separuh dari waktu saya
tersita gara-gara BEM, tidak masalah. Saya kadung jatuh cinta pada BEM. Dan
karena cinta saya rela memberikan apapun, termasuk waktu dan kehidupan saya selama
saya mampu. Meskipun tugas-tugas kuliah saya agak terabaikan, wajah saya udah
dipenuhi bintik-bintik jerawat dan mata panda akibat keseringan begadang
ngerjain laporan, it isn’t problem.
Saya senang melakukan hal tersebut. Hahaha.
Dan … ketika mendengar ‘rencana
gila’ ini dari Mamih, ada sedikit kesedihan yang merambat ke dasar hati. Entah
kenapa, saya berpikir ketika amanat ini berakhir maka kebersamaan yang kami
bangun akan berakhir pula. Mungkin … tidak ada lagi Nazmi yang biasa kami sebut
Presma dengan kekonyolan plus kejorokannya –sepertinya tidak perlu dijelaskan
tentang jenis kejorokannya yaa, Haha- saat kami berkumpul, tidak ada lagi
malam-malam yang saya dan Mamih lewati dengan kepala pusing akibat menghitung
rancangan biaya dan LPJ, tidak ada lagi kesibukan menempel kwitansi dan membuat
laporan keuangan yang bisa bikin saya lupa waktu bahkan lupa kegalauan -Haha-,
dan tidak ada lagi beban-beban yang memberatkan kepala kami ketika membicarakan
Jurnalistik.
Bagi saya tidak masalah
jika rencana itu tetap berlangsung, akan jadi itu adalah keputusan terbaik bagi
BEM kedepannya khususnya bagi kehidupan pribadi Presma dan Mamih. Ga bisa
dipungkiri banyak hal yang telah berubah dari keduanya gara-gara dapet jabatan
di BEM. Hahaha. Meskipun saya sendiri tidak tahu pasti apakah rencana ini
benar-benar akan terjadi. Saya, selalu berdoa untuk kami agar tetap kompak dan
saling menguatkan. Presma memberikan semangat kepada saya dan Mamih, Mamih yang
menguatkan Presma dan saya waktu kejenuhan datang dan saya yang menjadi
pendengar setia Mamih saat dia benar-benar stuck
dengan berbagai pekerjaan yang kadang bikin cape hati.
Benar-benar pertemuan
yang terlalu indah untuk segera diakhiri. Hhahaha. Tapi, kami tetap semangat
dan optimis untuk BEM-J Jurnalistik … Yeeeiii, Jurnalistiiiik ? NU AING !!
*kosan, 190413
Waktu LPJ PDKT 2013
hampir rampung, dan mulai menggarap LPJ-LPJ lainnya. Ganbatte !!
0 komentar