#Cerpen: Jelang Akhir Tahun

by - 7:46 AM






Mendadak jadi berat sekali meninggalkan bulan Desember 2013. Hanya enam hari lagi jelang 1 Januari 2014. Tahun Baru. Aah, mungkin karena saya punya janji di akhir tahun ini. Janji dan keputusan yang saya buat untuk diri saya sendiri. Dan nyatanya keputusan itu sedikit banyak melukai saya. Hahaha, aneh memang saya yang memutuskan saya yang terluka. Begitulaah …

“Keputusan kamu ga fair,” kata Mamih, beberapa hari lalu saat kami punya kesempatan hangout bareng.

“Ga fair buat siapa?” tanya saya, heran.

“Buat Phi,” jawabnya, “Kamu kasih batasan waktu sama dia, sedangkan orangnya ga kamu kasih tahu?”

“Hahaha, mau dia tahu ataupun engga itu ga akan mengubah keadaan kan?” tanya saya lagi, saya cukup tersentak dengan pernyataan Mamih. Namun saya berpikir ulang, mungkin terdengar tidak fair untuk dia. Namun, saya pun tidak yakin setelah dia tahu dia akan berlari menuju saya. Saya rasa itu tidak akan terjadi karena dia tetap jadi orang yang tidak peduli atau (mungkin) pura-pura tidak tahu dengan apa yang sedang terjadi diantara kami.

Dan menjelang akhir tahun ini, saya terus menerus mempersiapkan hati saya untuk tegar. Untuk tidak bersedih bahkan menangis ketika tahun telah berganti. Aah, bagaimanapun melepaskan yang dicinta lebih menyakitkan daripada ditolak cinta.. Hahaha.

Saya yakin, setelah tulisan ini ada di blog, cepat atau lambat Phi akan segera membacanya. Ya, itu lebih baik menurut saya. Saya tidak bisa menyampaikannya secara langsung, akan lebih baik jika dia membaca tulisan ini. Meskipun, tidak akan mengubah apapun, setidaknya saya telah jujur tentang apa yang telah saya rasakan. Dan semoga itu membuat saya bisa bernafas lebih lega.

Phi, dia memang bintang jatuh. Terang, dan tenang. Menari-nari diatas langit gelap saya, dan itu membuatnya semakin indah. Saya terlena dengan kehadirannya, dan jatuh cinta dengan ketenangannya. Hingga tanpa disadari saya telah terseret begitu jauh dan lupa bahwa dia adalah bintang jatuh yang hadir sekelebat kemudian menghilang tanpa jejak. 

Bintang jatuh itu tidak pernah tahu bahwa hadirnya sangat mendamaikan, memberikan ketenangan bahkan membuat saya tergugah kembali untuk menggerakkan pena yang dulu sempat terhenti. Bintang jatuh itu adalah inspirasi saya. Dan enam hari lagi, saya harus melepasnya. Benar-benar melepaskan rasa yang seharusnya tidak pernah saya sentuh bahkan genggam. 

Karena beriringan dengan bintang jatuh, seringkali membuat saya lelah meskipun saya bisa saja untuk menunggunya lebih lama lagi. Bintang jatuh tidak pernah menoleh kembali ke belakang bukan? Ya, dia tidak peduli bagaimana lelahnya saya menunggu, bagaimana sakitnya menahan rindu. Aah, saya benar benar minta maaf jika kehadiran saya justru membebaninya.

Padahal akhir tahun masih enam hari lagi, tapi rasanya ada bagian hati yang tidak siap untuk melepaskannya. Kenapa, ya? Yap, mari kita lihat enam hari ke depan … Apapun keputusannya, semoga itu lebih melegakan dan membebaskan …

*Kosan, 251213

You May Also Like

4 komentar

©