#Cerpen: Jelang Akhir Tahun
Mendadak jadi berat sekali meninggalkan bulan Desember 2013.
Hanya enam hari lagi jelang 1 Januari 2014. Tahun Baru. Aah, mungkin karena
saya punya janji di akhir tahun ini. Janji dan keputusan yang saya buat untuk
diri saya sendiri. Dan nyatanya keputusan itu sedikit banyak melukai saya.
Hahaha, aneh memang saya yang memutuskan saya yang terluka. Begitulaah …
“Keputusan kamu ga fair,”
kata Mamih, beberapa hari lalu saat kami punya kesempatan hangout bareng.
“Ga fair buat
siapa?” tanya saya, heran.
“Buat Phi,” jawabnya, “Kamu kasih batasan waktu sama dia,
sedangkan orangnya ga kamu kasih tahu?”
“Hahaha, mau dia tahu ataupun engga itu ga akan mengubah
keadaan kan?” tanya saya lagi, saya cukup tersentak dengan pernyataan Mamih.
Namun saya berpikir ulang, mungkin terdengar tidak fair untuk dia. Namun, saya pun tidak yakin setelah dia tahu dia
akan berlari menuju saya. Saya rasa itu tidak akan terjadi karena dia tetap
jadi orang yang tidak peduli atau (mungkin) pura-pura tidak tahu dengan apa
yang sedang terjadi diantara kami.
Dan menjelang akhir tahun ini, saya terus menerus
mempersiapkan hati saya untuk tegar. Untuk tidak bersedih bahkan menangis
ketika tahun telah berganti. Aah, bagaimanapun melepaskan yang dicinta lebih
menyakitkan daripada ditolak cinta.. Hahaha.
Saya yakin, setelah tulisan ini ada di blog, cepat atau
lambat Phi akan segera membacanya. Ya, itu lebih baik menurut saya. Saya tidak
bisa menyampaikannya secara langsung, akan lebih baik jika dia membaca tulisan
ini. Meskipun, tidak akan mengubah apapun, setidaknya saya telah jujur tentang apa
yang telah saya rasakan. Dan semoga itu membuat saya bisa bernafas lebih lega.
Phi, dia memang bintang jatuh. Terang, dan tenang. Menari-nari
diatas langit gelap saya, dan itu membuatnya semakin indah. Saya terlena dengan
kehadirannya, dan jatuh cinta dengan ketenangannya. Hingga tanpa disadari saya
telah terseret begitu jauh dan lupa bahwa dia adalah bintang jatuh yang hadir
sekelebat kemudian menghilang tanpa jejak.
Bintang jatuh itu tidak pernah tahu bahwa hadirnya sangat
mendamaikan, memberikan ketenangan bahkan membuat saya tergugah kembali untuk
menggerakkan pena yang dulu sempat terhenti. Bintang jatuh itu adalah inspirasi
saya. Dan enam hari lagi, saya harus melepasnya. Benar-benar melepaskan rasa
yang seharusnya tidak pernah saya sentuh bahkan genggam.
Karena beriringan dengan bintang jatuh, seringkali membuat saya
lelah meskipun saya bisa saja untuk menunggunya lebih lama lagi. Bintang jatuh
tidak pernah menoleh kembali ke belakang bukan? Ya, dia tidak peduli bagaimana
lelahnya saya menunggu, bagaimana sakitnya menahan rindu. Aah, saya benar benar
minta maaf jika kehadiran saya justru membebaninya.
Padahal akhir tahun masih enam hari lagi, tapi rasanya ada
bagian hati yang tidak siap untuk melepaskannya. Kenapa, ya? Yap, mari kita
lihat enam hari ke depan … Apapun keputusannya, semoga itu lebih melegakan dan
membebaskan …
*Kosan, 251213
4 komentar
Gin ?
ReplyDeletePhi
Deleteitu teh bener ?
Deleteyang mana? tentang apa?
DeleteTerlalu banyak hal kita simpan, jika ada kesempatan bukankah seharusnya kita saling bicara?