Dearest
Stiletto Book,
Hai, apa kabar? Rasanya agak sangsi tiba-tiba menulis surat
cinta untukmu sementara keadaanku justru masih buta untuk mengenal apapun tentangmu. Aah, mungkin aku lancang.
Namun, melalui surat inilah aku ingin mengenalmu lebih dekat. Membuat jarak
kita semakin merapat hingga aku mampu mengatakan pada dunia bahwa hadirmu telah
menginspirasi banyak wanita untuk lebih mengenal, menghargai dan menikmati
kehidupannya dalam setiap alur cerita.
Entahlah rasanya kehadiranmu memang ditakdirkan untuk para
wanita, terutama untuk mereka yang telah gagah berani untuk menghadapi
kehidupannya sepahit apapun. Dan bagi para wanita hebat yang tanpa sungkan
berbagi kisahnya melalui Stiletto Book. Walaupun aku baru mengenalmu, dapat
kusimpulkan bahwa kehadiranmu memang amat dinantikan para wanita. Agar mereka
tahu, bahwa kehidupan ini bukan untuk ditakuti, bukan untuk dihindari. Hadirmu
bagai oase bagi para wanita sepertiku untuk sejenak bersandar dan menikmati
rehat dari ruwetnya alur kehidupan.
Sayangnya, detik berikutnya aku kehabisan kata. Menulis
surat cinta untukmu seolah memutar waktu kembali ke tujuh tahun yang lalu saat
aku pertama kali menulis surat cinta untuk seseorang. Campuran antara rasa
senang, bahagia, ragu dan bingung hingga berpadu menjadi rasa yang sulit
diterjemahkan. Agak berlebihan mungkin, namun begitulah setiap rasa yang mereka
sebut cinta. Cinta membuat segala aktivitas yang dijalani terasa ringan dan
penuh kebahagian. Sama halnya seperti Stilleto Book yang menghadirkan cinta bagi
para pembacanya, khususnya mereka para wanita.
Stilleto Book, sebagai seorang wanita, akupun merasa
terpanggil untuk lebih mengenal tentangmu. Banyak kabar burung yang mampir
ditelingaku tentang betapa keren dan bagusnya setiap buku yang berhasil muncul
dalam katalogmu. Namun aku termasuk wanita yang terlalu pemilih, terutama untuk
masalah bacaan. Sebelumnya aku memang tidak tertarik karena mengeneralisir
semua buku terbitanmu hanya kisah termehek-mehek dan penuh air mata. Ternyata
aku salah. Setelah mengamatimu melalui berbagai media, barulah aku dapat
melihatmu dengan jelas. Masih banyak kisah inspirasi lainnya yang kamu sajikan
bagi para pembaca selain kisah termehek-mehek tadi. Aah, rupanya aku terlalu
cepat menyimpulkan tentangmu. Maaf ya, Stilleto Book :).
Jika ada kesempatan ingin sekali menjadi pembaca pertama
buku-buku terbaru yang lolos dari meja redaksimu. Bolehkan, Stilleto Book? Aku
dengan senang hati akan me-review
buku-buku tersebut tanpa kamu minta. Hehe. Tentunya, jika ingin mengenal seseorang
kita harus mengetahui pula cerita dan berbagai hal tentangnya, bukan? Sama halnya
jika ingin mengenalmu, maka aku harus menjadi pembaca karya-karya dari penulis
hebat yang berhasil kamu temukan. Stilleto, mungkinkah aku menjadi salah satu
penulis hebatmu? Hmm, saat ini aku masih berandai-andai tentang yang satu itu.
Semoga ada kesempatan bagiku, untuk mengenalmu lebih dekat melalui buku-buku
terbitanmu.
Aah, kenapa aku baru sadar sekarang ya? Tampaknya takdir
telah mengantarku untuk mengenalmu melalui surat ini. Maafkan aku Stilleto
Book, saking ingin mengenalmu sampai-sampai aku menghabiskan sepertiga malam
untuk merangkai, menyusun dan membaca kembali surat yang kutulis. Begitupun
ketika surat ini selesai, ada keraguan yang membelenggu : Haruskah kukirimkan surat ini padamu?. Namun kuyakinkan, bahwa
surat ini akan mengantarku untuk seinci lebih dekat denganmu, Stiletto Book.
Stiletto Book, aku terlalu bawel ya? Hehe, sepertinya surat
ini harus kuakhiri. Semoga di lain waktu ada kesempatan yang dapat
mengantarkanku untuk lebih dekat denganmu lagi selain melalui surat ini
tentunya. Sehat selalu ya, Stiletto Book dan jangan pernah bosan menyajikan
kisah-kisah inspirasi bagi para wanita. Sebagaimana filosofi yang menjadi jadi
dirimu : “Strong women wear their pain like
stilettos, no matter how much it hurts, all you see is the beauty of it.”.
With love,
Your Rookie Reader’s Agina
P.S Jangan lupa untuk mampir mengunjungi website Stilleto Book disini.
Agina Puspanurani. Email : gien.poespa@gmail.com.
Agina Puspanurani. Email : gien.poespa@gmail.com.
Stiletto, ini tiga buku yang pengen aku baca :) |
0 komentar