I QUIT
Dan entahlah, rasanya
sejak awal weekend saya memang sedang tidak dalam keadaan baik. Karena entah
bagaimana rasanya jenuh melihat wajah-wajah itu, jenuh melihat tumpukan
pekerjaan yang ga pernah selesai *walaupun tetep aja saya kerjain meskipun di
hari libur dari subuh sampai tengah malam*. Oh, seperti inikah dunia kerja?
Atau saya aja yang terlalu lebay menyikapinya? Atau –memang- mungkin pekerjaan di tempat itu tidak pernah ada habisnya?
Setelah mengurangi
*sedikit* tumpukan kerjaan yang menggunung-gunung itu, saya kembali membuka word dengan nama “surat”. Saya klik dan
dokumen pun menampakkan dirinya. Isinya masih sama seperti dua hari lalu ketika
saya ngetik. Dan ketika hendak ngeprint –entah mengapa- rasanya berat daan …
sedih. Perasaan itu seketika menyeruak. Ah yaa… mungkin karena saya memang
terlalu perasa…
Tapi akhirnya, saya
memutuskan untuk ngeprint dokumen itu. melipatnya dengan rapi dan memasukkannya
kedalam amplop. Keputusan saya sudah bulat, saya hanya sedih aja… Akan
meninggalkan mereka, murid-murid saya yang istimewa dan sahabat-sahabat
yang menyenangkan.
Aah, I QUIT.
Malam sebelum hari
senin, 181015
0 komentar