Memilih Tidak Bertemu

by - 7:29 PM

Pagi tadi tiba tiba terlintas rangkaian kalimat yang bener-bener mewakili perasaan saya sejak pagi. Kalimatnya kira kira begini :

Beberapa orang memilih untuk tidak bertemu, bukan karena saling membenci. Namun karena (sudah) tidak ada lagi yang (perlu) diperbincangkan.

Itu kode ya? Yap! Dan sebenarnya ini masih ambigu sih. Artinya, masih bisa didefinisikan dalam berbagai keadaan. Tergantung kamu sedang dalam posisi apa.

Entah mengapa, malam ini rasanya sesak sekali, seperti dihimpit dinding-dinding. Sejujurnya saya engga biasa menjadi 'berbeda' atau 'pemberontak'. Tapi disisi lain saya belajar bagaimana menghargai diri saya, bagaimana memanfaatkan waktu untuk diri saya sendiri dan bagaimana menikmati setiap rutinitas tanpa keluh kesah alias ngebatin.

Merasa tersisih itu ada, pun merasa terasing juga tak dipungkiri. Saya menghindari mereka yang bikin hati saya makin sesak. Saya meminimalisir pertemuan dengan mereka, -seperti yang sudah saya bilang- bukan karena saya membenci mereka. Tapi karena sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan.

Intinya sih, saya terlanjur sudah muak. Tapi saya tidak membenci mereka, kecuali untuk orang itu yang udah men-judge saya sebagai penipu, penjahat, dan hujatan lainnya. Aah... Jika bukan karena mereka yang lain, mungkin saya memilih untuk lari begitu saja tanpa menoleh lagi.

Saya sedih. Saya terluka. Saya lelah. Saya menangis. Saya menarik nafas panjang untuk setiap hal yang sedang terjadi. Apa mereka peduli? Bisa dipastikan, tidak.

hujan malam jumat, 061115

You May Also Like

0 komentar

©