Apa yang kamu rasakan?
"Apa yang kamu rasakan?"-Alien
Pertanyaan itu selalu dia tanyakan saat merasakan perubahan emosi dari suara saya. Yap, kami memang hanya saling menerka lewat suara. Jarak bikin kami terpisah beribu kilometer. Dan deadline tugas akhirnya yang hanya tinggal beberapa hari lagi semakin mengurangi intensitas kami untuk bertemu melalui gelombang suara.
Menjalani hubungan jarak jauh memang kurang enak, kurang enak karena hanya bisa saling menyapa lewat media sosial tanpa bertatap muka secara langsung. Memasuki enam bulan kedua rasanya tidak semudah enam bulan pertama. Terutama masa-masa sekarang, saat dia maupun saya punya problematika masing-masing. Pada kenyataannya problematika ini memang mengganggu stabilitas emosi terutama buat saya sih *tapi sepertinya dia juga*.
Mulai saat ini saya bertekad untuk tidak melulu bergantung padanya. Tidak berharap lebih padanya. Tidak membuatnya terlalu merasa terbebani. Tidak lagi terlalu banyak bertanya sekalipun saya sangat ingin tahu semua hal yang sedang terjadi kepadanya. Rasanya semua-semua yang saya lakukan selalu tidak tepat dalam kondisi saat ini.
Saya hanya perlu memberinya energi positif. Semangat tiada henti dan selalu optimis. Optimis tugas akhirnya pasti akan selesai sebelum deadline yang hanya tersisa beberapa hari lagi. Saya yakin dia manusia luar biasa yang pernah saya temui di muka bumi ini. Dan manusia paling misterius yang pernah saya kenal. :)
Senin penuh semangat, 080216
0 komentar