***

Oleh: Agin Puspa

Saat jam istirahat berlangsung, wajah Poppy sudah merenggut kesal karena Nadia---teman sebangkunya di kelas tiga ini. Gimana nggak kesal, Nadia sangat seenaknya menyuruh-nyuruh Poppy padahal ia sedang berusaha memperhatikan Bu Lila---wali kelas mereka.

"Py, ambilin botol minumku dong!" ujar Nadia yang ada di depan kelas mereka.

"Kamu kan punya tangan dan kaki! Bawa aja sendiri!" geram Poppy.

"Kamu itungan banget, sih, jadi temen sebangku!" ujar Nadia mulai tersulut emosi.

"Lagian kamu dari tadi cuma nyuruh-nyuruh aja!" kata Poppy. "Aku nggak suka kamu nyuruh-nyuruh gini nggak tolong lagi."

"Kamu kok gitu sih jadi temen. Kan harus saling bantu!" sergahnya.

"Nadia, kalau kamu pengen dibantu kamu juga harus mintanya dengan sopan. Jangan nyruh-nyuruh gitu aja. Apalagi sama temen sendiri," Poppy mencoba untuk menjelaskan kepada Nadia.

"Hmm, iya sih...," walaupun ragu, tapi Nadia mengakui kesalahannya. "Aku minta maaf ya, Py...," pintanya sambil mengacungkan jari kelingking.

Poppy menyambut jari kelingking Nadia dengan perasaan bahagia.