#GameLevel10: Aku Suka Cara Bunda (Day 7-Bunsay Pranikah Batch#3)

by - 8:45 PM


Kadang, kalau seseorang ingin mengoreksi kesalahan yang dilakukan orang lain biasanya kurang terkontrol masalah ucapan atau nada suaranya, bener nggak? Kayaknya, saya juga kadang begitu sih. Jadilah, hari ini saya ingin berbagi tentang hal ini melalui dongeng menjelang tidur. Btw, mata saya udah pengen terlelap sih ini... Semoga ceritanya masih nyambung, ya. 

Selamat membaca!

***

 AKU SUKA CARA BUNDA

Oleh: Agin Puspa

"Diooon!!! Ya, ampuuunnn!" teriakan Bunda sudah menggelegar di pagi hari.

Suara yang lebih dari tujuh oktaf itu seketika membuat matanya terbuka. "Kenapa, deh, Bunda... Hoaaammm!" keluhnya dengan raut wajah yang masih mengantuk.

"Dion! Ini udah jam berapa!" seru Bunda yang langsung menerobos kamarnya.

Dion melirik jam dinding yang tergantung di kamar dengan nuansa biru. "BUNDAAAA! AKU HARUS SEKOLAH!" Dion yang beberapa menit lalu masih menggulung di bawah selimutnya langsung terlonjak karena 30 menit lagi kelasnya akan di mulai.

Dion dengan secepat kilat bergegas ke kamar mandi dan mengenakan seragam putih birunya dengan terburu-buru. Sekolahnya memang hanya berjarak 10 menit jika di temput dengan jalan kaki. Namun dalam keadaan mendesak seperti ini, perasaan panik sudah menyelimutinya.

"Kamu begadang, ya?!" selidik Bunda yang juga terburu-buru memasukkan bekal makanan ke dalam tas Dion.

"Aku keasyikan nonton anime, Bun. Tahu-tahu udah jam dua malam, Hehehe," akunya sambil agak takut-takut.

"Dion," panggil Bunda agar perhatian anaknya hanya kepadanya. "Bunda percaya kamu sudah bisa membedakan mana hal yang sebaiknya kamu lakukan dan mana hal yang bisa ditunda sampai besok. Jadi, Bunda harap kejadian hari ini nggak terulanng lagi, ya?"

"Hmm," angguk Dion. "Aku masih belajar mengatur waktu, Bun. Jadi, kalau aku keliru seperti hari ini, Bunda ngasih tahunya jangan marah, ya. Aku suka Bunda bilangnya dengan cara seperti ini."

"Dih, bisa aja ngelesnya!" sahut Bunda dengan senyuman yang tersungging di wajahnya. "Yuk, Bunda anterin aja. Nanti kamu disuruh pulang lagi sama Pak Satpam karena telat dateng."

"Thanks, Bundaku tersayang!" Dion mengekor Bunda menuju ke luar rumah.
***
Bandung, 300818

You May Also Like

0 komentar

©