#Prosa: Jutaan Mil
Waktu terlalu banyak memberikan jeda bagi kita. Sehingga aku dan kamu lebih memilih untuk tenggelam dalam dunia kita dan mencegah setiap pertemuan yang akan terjadi.
Aku tidak akan menepis tentang rasa yang mengiringi meskipun tidak pernah ada pertemuan antara kita. Entah mengapa kita seperti –selalu- terkoneksi walaupun jutaan mil memisahkan.
Matamu, menjadi peraduan tersendiri bagiku. Mata itu mampu membuatku kembali percaya, bahwa ada ruang khusus yang kamu sisihkan hanya untukku dari luasnya hatimu. Entah itu satu inci, satu kaki, atau bahkan satu mil? Hanya kamu yang mampu menjawab.
Nyaris satu tahun lamanya, aku hanya mampu menatap mata itu sebatas ujung mata. Aku terlalu kelu untuk berucap bahkan terlalu kaku untuk bergerak. Bukan hanya kamu.
Nampaknya kamu akan tetap berada pada jutaan mil itu. Tidakkah kamu tahu? Ada mata lain yang menunggumu membalas tatapannya. Ada raga lain yang menunggumu untuk merangkulnya dengan hangat. Dan ada hati lain yang menunggumu dengan tertatih.
Aah, nyatanya jutaan mil itu terlampau membuatmu enggan mendekat. Jutaan mil adalah ruang bagimu untuk mengikis setiap rasa yang pernah singgah. Bukankah aku benar? Jutaan mil itu adalah zona aman bagimu untuk menjauh dari jangkauan mataku.
Tak apa. Aku masih memiliki banyak waktu. Jika kamu tetap ingin bertahan di jutaan mil itu. Jangan salahkan aku jika suatu saat nanti tiba-tiba aku membuat jarak itu menjadi satu inci. Sehingga kita mampu saling menatap, saling mendengar, dan saling menyapa tanpa perlu tertatih menempuh jutaan mil.
0 komentar