Celotehan dari Ibu Rumah Tangga tentang Keadaan Negara Hari Ini
Gak pernah terbayang sebelumnya kalau saya bakalan ada di sebuah negara yang kondisinya tidak sedang baik-baik saja. Tidak pernah terbanyang juga saya akan menjadi orang dewasa yang akhirnya hidup dalam kondisi negara dengan penuh kisruh politik di berbagai lembaga pemerintahan.
Kalau denger ceritanya orang tua, mereka jadi teringat tentang peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan Tragedi Trisakti. Pada tahun tersebut, saya masih menginjak usia 6 tahun dan jujur saja saya gak pernah ingat atau tahu tentang kondisi negara ini pada tahun kelam itu. Mungkin karena saya tinggal di Kabupaten Bandung, jadi tidak secara langsung terkena dampak kerusuhan tersebut.
Saya juga gak pernah tahu bagaimana kondisi finansial kedua orang tua saya saat tahun 1998 dimana terjadi kerusuhan besar-besaran di berbagai kota—yang paling besar di Jakarta dan Solo. Pemicu utama kerusuhan ini adalah krisis moneter 1997-1998 yang mana pada tahun tersebut rakyat Indonesia dilanda keresahan dan frustrasi dengan kondisi ekonomi yang semakin sulit.
Situasi yang meresahkan ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja, maka para mahasiswa dari Universitas Trisakti melakukan aksi demonstrasi pada 12 Mei 1998 untuk menuntut perubahan dan reformasi. Aksi ini pada akhirnya menewaskan empat orang mahasiswa karena tertembak dalam aksi yang pada mulanya berjalan damai.
Setelah peristiwa tersebut, kemarahan rakyat semakin memuncak terhadap Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun dan berakhir dengan krisis moneter yang memporakporandakan ekonomi. Muncullah aksi demonstrasi di berbagai daerah.
Keadaan semakin chaos dengan menjadikan etnis Tionghoa sebagai target penjarahan, pembakaran toko dan rumah, bahkan pelecehan seksual. Ini terjadi karena munculnya sentimen anti-Tionghoa yang merupakan dalang dari krisis moneter. Pembahasan lengkapnya langsung aja mampir ke YouTube Tempodotco 👉 Fakta-fakta Kerusuhan Mei 1998 ; Fakta-fakta Tragedi Pemerkosaan Massal Mei 1998
2025, Bagaimana Kondisi Negara Hari Ini?
Dua dekade lebih sejak peristiwa 1998, ternyata Indonesia terasa semakin tidak baik-bak saja (atau mungkin sejak negara ini merdeka memang sistem pemerintahannnya tidak sudah tidak sehat?). Pada 25 Agustus 2025 terjadi aksi demonstrasi di depan gedung DPR/MPR yang berakhir dengan ricuh dan masih berlangsung hingga pukul 21.15 WIB.
Seruan aksi demo ini ternyata sudah viral di media sosial yang dipelopori oleh gerakan yang bernama Revolusi Rakyat Indonesia. Aksi demo ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turun ke jalan dengan tuntutan pengusutan kasus dugaan korupsi keluarga mantan presiden Joko Widodo hingga pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Kalau dari Kompas, unjuk rasa ini pun terjadi sebagai bentuk penolakan terhadap tunjangan perumahan DPR sebesar Rp50juta/bulan yang dinilai tidak pantas di tengah kesulitan ekonomi rakyat yang sedang berjuang mati-matian. Semakin memuncak dengan adanya video anggota DPR yang mengeluhkan macetnya jalanan dari rumahnya menuju ke Gedung DPR; serta video para anggota DPR yang berjoget-joget setelah pengumuman tentang kenaikan tunjangan ini (walaupun saya rasa ini sih bisa dilihat dari berbagai POV, ya).
Nah, menurut sumber dari Tempo, seruan ajakan demonstrasi kali ini terasa janggal dan mencurigakan. Karena, akun-akun buzzer yang biasanya kontra dengan aksi demo, berbandinng terbalik dengan kali ini. Mereka justru mendukung dengan narasi "bubarkan dan ratakan DPR".
Tentang demo di tanggal 25 Agustus itu, saya pun sempat mendapatkan tayangan Live TikTok yang masuk ke FYP saya dari beberapa akun tentang kondisi saat demo terjadi. Bahkan beredar video seorang driver ojek online yang dilindas Kendaraan Taktis (rantis) Brimob. Kemudian di hari berikutnya, keadaan semakin chaos dengan adanya aksi penjarahan ke rumah beberapa anggota DPR dan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Saya sempat lihat juga postingan orang-orang di X yang berisi video penjarahan, barang-barang apa saja yang diambil, dan sepertinya ini diambil dari siaran langsung orang-orang yang sedang menjarah rumah-rumah pejabat. Sampai-sampai TikTok menon-aktifkan fitur Live-nya selama beberapa hari (diduga, sih) atas permintaan pemerintah, ya.
Yap, katanya aksi penjarahan ini udah di-setting dan memang sengaja dibuat seolah-olah ingin membuat negara ini menjadi 'darurat militer' dan memunculkan trauma 98 yang memang membuat Indonesia sangat terpuruk.
Testimoni Menjadi WNI dari seorang Ibu Rumah Tangga
Ada yang pernah denger atau dapet meme tentang "Masuk surga jalur WNI" di media sosial? Kalau sering buka X, pasti udah familiar banget nih. Ungkapan ini sering disebut sama warga X setiap mengomentasi berita/kasus bobroknya negara ini. Saking udah merasa muak gitu, lah.
Sejujurnya, cape banget gak sih jadi warga negara Indonesia, Buibuk? Saya sih ada kalanya merasa.. kok yaa gini banget di Indonesia... Kalau jadi warga negara maju, bisa hidup sejahtera gak yaa...
Pajaknya naik dengan wadidaw, inflasi terus merangkak naik, perumahan harganya di luar nurul, tapi gaji karyawan yaa gitu-gitu aja... Bukannya gak bersyukur, sebagai yang alhamdulillah ada di middle class ini rasanya kayak lagi ditarik-ulur dan digerogoti pelan-pelan sama sistem negara yang enggak ada ramah-ramahnya.
Jadi, ya.. celotehnya mungkin segini dulu. Mau rebahan dulu kayaknya, hahaha...
=========
Referensi:
https://www.tempo.co/politik/demo-25-agustus-jurnalis-antara-dipukul-aksi-hingga-malam-hari-2063013
https://www.kompas.id/artikel/apa-yang-sebenarnya-terjadi-dengan-demonstrasi-25-agustus-di-dpr
https://www.tempo.co/politik/kronologi-demo-memprotes-dpr-hingga-meluas-berubah-penjarahan-2065182
https://www.tempo.co/politik/demo-25-agustus-berlangsung-hingga-malam-polisi-dan-pelajar-bentrok-di-pejompongan-2062983


0 komentar