#Prosa: Terbebas dari Jerat
Selamat untukku
karena telah terbebas dari ikatan yang kamu jerat degan kuat. Tidakkah
kamu tahu? Kini aku telah merdeka ! Bebas dengan sebebas-bebasnya. Tidak
ada lagi belenggu yang dulu selalu menghimpit dan membuat sesak. Haha,
aku benar-benar bebas.
Aku tidak peduli dengan kamu yang menuduhku karena melonggarkan
ikatan kita. Bukankah sejak awal kamu memang hendak mengulur ikatan yang
terjalin? Oh, namun terimakasih karena pernah hadir dan mengisi
kekosongan hati yang kering keronta.
Tidak seharusnya aku kembali
menguatkan ikatan yang cukup lama melonggar. Aah, ya ... penyesalan
memang selalu datang belakangan. Tapi sekarang aku tahu kamu tidak
benar-benar ada saat aku kembali menguatkan ikatan itu. Aku hanya
mengikat pada bayangan, kamu tahu?kita tidak bisa mengikat bayangan
karena ia abstrak tak terjangkau.
Aku baru sadar bahwa kamulah yang selama ini mengunci hatiku,
sampai-sampai aku sendiri dibuat linglung karena tidak ada celah untuk
kembali. Apalagi orang lain? Ya, aku mengerti sekarang ... itu sebabnya
tidak ada yang -pernah- berani untuk singgah karena kamu menghalanginya.
Oh, mungkin bukan kamu,ya ... aku saja yang terlalu mendewakan orang
yang sesungguhnya hina. Tapi biarlah .. sudah, kita hentikan segala caci
maki tidak berguna ini. Kita sudah berada di batas kehancuran, sejak
awal memang begitu.
Tidak sepatutnya aku mempertahankan seseorang yang
telah menyerah, bukankah itu hanya melelahkanku saja? Ya .... ya ... aku
telah melepaskan dan membebaskan rasaku sekrang ... Aah, rasanya amat
lega ... lega sekali ...
Sekarang saatnya bangkit kembali, menikmati indahnya setiap inci
kehidupan. Menenggelamkan diri dalam berbagai kesibukan. Seperti ini
rasanya hidup kembali ... Aku telah hidup, cerah dan terang kembali.
Cahayaku perlahan mulai kembali, kekuatanku mulai terkumpul.
dan ... selamat untukku!
*kosan, 160113
0 komentar