The Twiligt with Phi

by - 9:24 PM


Senja itu, saya tertahan di gedung kuliah. Selain karena hujan deras, saya punya tugas ngurusin formulir temen-temen untuk workshop LA Indie Movie tanggal 16 Maret. Kebetulan panitianya –yang kebetulan senior saya di Rumput- dateng langsung ke kampus untuk ngambil formulir itu. Jadi, senja hari itu saya cukup sibuk-lah untungnya matakuliah terakhir ga masuk. lalalala, I’m free … bisa fokus ngurusin formulir-formulir ini. 

Selesai ngurusin formulir-formulir itu, niatnya saya langsung pulang ke kosan. Tapi … karena hujan masih deras dan Feny minta ditemenin karena nunggu Uphil, akhirnya saya stay disana ikut nunggu kelas uphill bubaran. Seperti lumrahnya cewek-cewek kalo ngumpul, saya dan Feny cerita banyak hal yang terjadi sama lovelife kami masing-masing. Cukup seneng, denger ceritanya yang semakin lancar dengan pilihan hatinya. Wabendum saya ini, hanya tinggal diyakinkan saja dan dimantapkan sama sang pilihan hati. Widiiih, mantep kan? Saya ditikung sama asisten Bendum deh … Hahaha.

Begitu bubaran kelas Uphil, saya bagi-bagiin tiket workshop ke anak-anak kelasnya yang tadi udah ngisi formulir. Dan seperti biasa, temen saya yang super ganteng bernama Iki mulai nyerita-nyerita tentang buku lama dan buku barunya. Perkembangan dengan buku baru yang semakin lancar atau dia bilang let it flow like water, serta buku lama yang seringkali bikin dia gaslow luar biasa. 

Mamih, Aneu, Icot sengaja pulang duluan padahal arah pulang kami sama. Feny dan Uphil juga sama. Saya masih ditahan sama Iki yang masih curhat. Ga enak juga kan, dia lagi asik nyerita saya nya malah pulang. Tapi dia janji pulangnya bakal nganterin saya sampai kosan. Jadilah sore itu sambil nunggu hujan …. saya kembali menjadi pendengar setia.

Akhirnya, hujan berenti. Iki nyuruh Phi buat nganterin saya karena ban motornya kempes dan ga bisa dipake boncengan. Rada ga enak sebenernya, apalagi Phi termasuk kategori orang super sibuk. Tapi Phi bilang ga apa-apa. So, saya berusaha bersikap serileks mungkin. Ini pertama kalinya saya dianterin pulang sama objek tulisan yang biasanya diamati dari jauh. Hahaha, konyol …

Selama perjalanan itu kami ngobrol banyak hal terutama tentang ‘kami’.  Phi banyak sekali nanya ke saya tentang obrolan apa aja yang saya bicarakan dengan Iki dan Mamih. Juga tentang tulisan-tulisan saya yang selalu mejeng nama dia. Sumpahnya, dibelakang punggung dia saya cuma bisa speechless ga tau mesti jawab apa. Ibaratnya saya lagi ditodong sama perampok !

“I afraid, I’ll hurt you if we’re together”

Tuhan, jelas sekali saya mendengar pernyataannya. Saya bingung menanggapinya bagaimana saat itu, saya cuma jawab dengan Oooh- aja. Sejujurnya, saat itu saya bener-bener bingung harus bagaimana. Namun, malam ini saya kepikiran sama pernyataan Phi. Dan menemukan tanggapan untuk pernyataannya :

“Bersama atau tidak nyatanya rasa sakit itu pasti ada.
Kita hanya perlu memilih ingin bersama atau berpisah untuk menemukan jalan lain?”

Saya paham dengan keadaan Phi dan segudang kegiatannya. Saya mengerti dengan ketakutan dia jika nantinya kami bersama. Atau mungkin jika dia tidak bisa menjadi apa yang saya inginkan. Tapi, bukankah kami dapat belajar untuk memahami satu sama lain? 

Phi masih tidak percaya kalau yang ada di tulisan itu adalah dirinya. Ayoolah, Phi … it’s you ! Yang merenggut sebagian kewarasan saya dan bikin saya serba-salah sama perasaan kaya gini bahkan bikin gaslow atau badmood sepanjang hari.

“Cerita tentang Phi hampir mendekati final”-katanya.

Saya sebisa mungkin mencerna pertanyaannya kali ini. Saya lagi-lagi cuma diam, bingung harus menanggapi. Final seperti apa yang dimaksud? Diantara sekian banyak kemungkinan, pasti  ada peluang terburuk di akhir cerita. Aah, cuma Phi yang tau seperti apa akhir dari cerita ini. Saya hanya seorang penulis yang kebetulan terlibat dalam kisahnya. 

Percakapan senja itu berakhir dengan sampainya saya depan kosan. Phi bilang dia akan lanjutkan di sms sekitar jam delapan malam. 

Dan sekarang hampir lewat tengah malam. Aah, saya seperti orang bodoh … haruskah saya menunggu lebih lama lagi?

We’ll see …

*kosan, 140313

You May Also Like

0 komentar

©