#BookReview : Si Raja Hutan Kepulauan Indonesia
Buku Anak : Usul Sang Landak |
Judul Buku :
Usul Sang Landak
Penulis : -
ISBN : -
Penerbit : Pustaka Daffa
Editor : -
Desain Cover : -
Layout Isi :
-
Tanggal Terbit : -
Harga : IDR 10.000
Tebal : 32 halaman
Buku ini bercerita
tentang perebutan kekuasaan antara Gajah Sang Penguasa Pulau Sumatera dan
Beruang Sang Penguasa Pulau Kalimantan. Gajah hendak memperluas area
kekuasaannya ke Pulau Kalimantan, sehingga ia mengutus seekor kelinci untuk
menyampaikan maksudnya kepada Beruang. Beruang menghadapi dilema antara tidak
ingin menyerahkan wilayahnya dan tidak ingin terjadi peperangan.
Ketika Beruang sedang
kalut, datanglah seekor Landak tua, ia menyarankan Beruang untuk mengirimkan
burung sebagai pernyataan bahwa mereka tidak mau tunduk kepada Gajah. Namun
tidak hanya membawa pesan, Burung-burung itu sekaligus membawa duri-duri Landak
dan menyampaikan kepada Gajah bahwa duri duri itu adalah bulu-bulu dari para
raja di Pulau Kalimantan. Setelah mengetahui hal itu, Gajah akhirnya
membatalkan keinginannya untuk menguasai Pulau Kalimantan.
Buku yang mengangkat
tema dunia binatang dengan latar belakang berada di kepulauan Indonesia
memberikan kisah yang menarik. Tentunya, sesuai dengan segmentasi pembacanya
yaitu anak-anak. Selain itu, buku ini menggunakan dua bahasa (bilingual), yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Adanya bilingual ini memberikan nilai
lebih karena anak-anak sekaligus dikenalkan dengan bahasa Inggris.
Bahasa Indonesia yang
digunakan sudah sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Alur cerita yang
dibangun dapat dipahami dengan jelas. Begitupun penokohan dalam cerita ini,
dibentuk sesuai dengan karakter asli para binatang, seperti Gajah dan Beruang
yang berperan sebagai raja karena dalam dunia nyata mereka termasuk kategori
binatang liar, tangguh dan kuat.
Saya pikir, kedua
binatang ini dipilih sebagai raja pulau pulau tersebut mungkin karena binatang
ini adalah binatang khas pulau tersebut. Saya ingat bahwa Beruang Madu menjadi icon kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Selain itu, kota Balikpapan menjadi tempat konservasi beruang madu yang
populasinya hampir punah di Indonesia. Namun, pemikiran saya ini masih belum
diverifikasi, karena saya pun belum melakukan riset tentang hal ini. Ini
semacam pemikiran random. *Hehehe*
salah satu halaman dari buku tersebut |
Oke, mari kita
lanjutkan … cover yang digunakan adalah jenis softcover, sedangkan kertas yang digunakan dalam buku ini adalah
jenis kertas licin dan mengkilap (saya kurang tahu nama kertas jenis ini).
Porsi gambar yang lebih banyak dari tulisan, dapat menarik perhatian anak
terutama anak-anak usia TK-SD Kelas 2. Selain itu, untuk anak-anak yang belum
mahir membaca pun, buku ini akan menarik perhatian mereka.
Namun sayangnya, buku
ini tidak dilengkapi dengan berbagai identitas buku. Seperti yang saya tulis di
identitas buku, hanya itulah data yang terdapat dalam bukunya, sangat
disayangkan memang. Ilustrasi gambar yang disajikan dalam buku ini saya rasa
kurang selaras dengan teks/tulisan yang ada pada setiap halamannya. Bila dibandingkan
dengan genre serupa terbitan DAR! MIZAN, buku ini masih belum bisa menyamai.
Beberapa tulisan
percakapan dalam buku ini seringkali tidak diiringi dengan keterangan siapa
yang berkata, bertanya atau menjawab. Jika tidak mengikuti alur percakapannya
kemungkinan pembaca akan kesulitan memahami tokoh mana yang mengucapkan hal
itu. Terlebih lagi jika pembacanya adalah anak-anak yang baru lancar membaca.
Terlepas dari berbagai
kekurangannya, buku ini cukup layak untuk dijadikan bacaan anak-anak. Mengingat
banyaknya porsi gambar dibandingkan tulisannya. Selain itu, alur ceritanya yang
mudah dipahami. Buku ini sangat tepat untuk anak-anak usia 5-6 tahun atau
anak-anak yang baru lancar membaca. Saya berikan nilai 3,5 bintang dari 5
bintang untuk buku ini. (^.^)
Bandung, 290216
0 komentar