NHW #1 : Mempelajari Ilmu di Universitas Kehidupan (Bandung, Batch#4)

by - 6:37 AM



NHW adalah kepanjangan dari Nice Homework, salah satu tugas yang setiap minggunya diberikan kepada seluruh peserta Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profeesional (IIP) setelah sesi penyampaian materi oleh fasilitator. Saya tergabung dalam Kelas Matrikulasi IIP Bandung 2 (Batch 4).

Yes, I'm a member of IIP, now! Meskipun status saya masih calon ibu dan kebanyakan anggota kelas Marikulasi yang saya ikuti, rata-rata udah berstatus ibu dengan berbagai latar belakang dan usia. Saya nggak inget, sih, kayaknya di kelas Matrikulasi yang saya ikuti mungkin ada sekitar dua atau tiga orang lagi yang statusnya masih calon ibu. Tapi, saya pikir, justru di sinilah seharusnya saya memulai pendidikan menjadi orang tua hebat saat masih berstatus calon.

Oke, intermezzo-nya kita cukupkan dulu. Postingan kali ini khusus untuk memenuhi tugas NHW#1 saya, yang ngirimnya udah mepet banget karena blablablabala *banyak alesan banget daah, hahaha. So, inilah jawaban saya untuk pe-er dari kelas Matrikulasi untuk materi minggu pertama, yaitu Adab Menuntut Ilmu.

Nice Homework #1 "Adab Menuntut Ilmu"

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di Universitas Kehidupan ini.

Saat pertama kali mendengar kata jurusan dan universitas kehidupan, saya langsung terdiam dengan pikiran yang saling berkejaran ke sana-sini. Oke, kalau konteks-nya universitas kehidupan nggak melulu kampus formal yang harus daftar dulu, dll-nya, maka saya akan menekuni ilmu Edu-writing. Educational Writing. *wkwk, istilah macam apa ini? So sorry jika dalam penyebutan istilahnya agak kurang nyambung.

Edu-Writing versi saya adalah menulis berbagai hal berkenaan dengan pendidikan, baik itu pendidikan anak usia dini, pendidikan anak berkebutuhan khusus, pendidikan untuk orang tua alias parenting, dan saya pribadi masih punya mimpi untuk mendesain kurikulum pendidikan formal bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Pengalaman saya yang pernah punya teman main yang keadaannya berkebutuhan khusus, untuk menyampaikan materi pembelajaran seperti anak-anak normal sangatlah kesulitan. Menurut psikolog-nya pun sampai saat ini khususnya di Indonesia masih belum ada kurikulum pendidikan formal bagi anak berkebutuhan khusus dengan kondisi speech delay, ADHD, ADD, gifted. Yap, anak-anak dengan kondisi seperti saya sebutkan tadi, mereka rata-rata memiliki IQ yang tinggi dari anak-anak normal hanya saja pengelolaan emosinya yang kurang stabil dan sangat tidak cocok jika harus mendapatkan pendidikan di Sekolah Luar Biasa.

So, yeaah .... saya sangat tertarik untuk menekuni dunia pendidikan yang nantinya akan membawa saya untuk menulis lebih banyak artikel tentang pendidikan, dan pada akhirnya menggapai mimpi saya untuk menciptakan kurikulum pendidikan formal bagi anak-anak dengan kondisi speech delay, ADHD, ADD, gifted.


2. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.

Setahun terlibat dalam dunia pendidikan dan berinteraksi dengan ragam orangtua anak dan anak-anaknya bikin saya makin melek bahwa jadi orang tua itu nggak mudah dan nggak asal. Saya nggak menampik bahwa alasan terkuat saya mempelajari Edu-Writing adalah agar saya lebih banyak tahu tentang dunia pendidikan dan dapat menghadirkan kurikulum pendidikan terbaik bagi anak-anak saya kelak.

Tapi, tentu saja, di balik alasan pribadi yang cukup kuat ini timbul rasa ingin yang juga sama kuatnya untuk berbagi banyak hal tentang pendidikan melalui tulisan saya. Yap, rasanya saya perlu banyak belajar soal dunia pendidikan dan memahaminya dengan benar agar gagasan saya sampai kepada siapapun yang ingin menjadi orang tua hebat.

Saya rasa bangsa Indonesia membutuhkan para pegiat pendidikan mencakup pemerintah, guru, penulis, psikolog, orang tua, dll yang secara concern menyajikan kurikulum pendidikan bagi generasi penerus bangsa.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di bidang tersebut?

Stateginya saya adalah belajar bahasa Inggris! Loh, apa hubungannya? Yap, saya menemukan banyak jurnal internasional, artikel berbahasa Inggris, dll yang memuat tentang dunia pendidikan. Jadi, bagi saya pribadi sangat penting untuk memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup expert agar mampu memahami dan menulis soal dunia pendidikan mencakup anaknya, orang tuanya, dan kurikulumnya.

Selain belajar bahasa Inggris, mengikuti komunitas pendidikan untuk orang tua seperti Institut Ibu Profesional adalah cara efektif untuk mendapatkan pengetahuan tentang dunia pendidikan. So, here i'm.... berada dalam komunitas positif dalam rangka strategi saya untuk menekuni ilmu yang saya inginkan.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.

The most important saat kita mempelajari sesuatu adalah tujuannya. Oke, niat juga penting sih ... tapi saya pikir, buat apa kita melakukan atau mempelajari sesuatu kalau nggak ada tujuan yang ingin dicapai. Nah, bagi saya menetapkan tujuan, menelaah tujuan, dan mengingat kembali tujuan saya belajar adalah cara efektif untuk kembali memperbaiki sikap saya saat rasa malas mulai datang.

Belajar dengan bahagia dan sukacita adalah sikap yang masih perlu saya terapkan dalam proses mencari ilmu. Musuh utama seorang pembelajar adalah tertekan alias stres. Itu sebabnya sering kali kita mengabaikan tugas, atau pe-er di Kelas Matrikulasi ini karena bisa jadi gegara tertekan atau khawatir yang berlebihan, akhirnya cenderung mengabaikan apa yang sudah menjadi tugas kita.

Begitulah kira-kira tugas NHW #1 saya untuk kelas Matrikulasi IIP Bandung 2 (Batch 4). Minggu depan harus lebih awal lagi ngumpulin tugasnya nih, hehe. Terima kasih sudah menyempatkan waktu mampir ke blog saya. Salam orang tua hebat!

Ditemani sang surya yang mulai ngintip dari jendela kamar, 200517



You May Also Like

0 komentar

©