#BookReview : Tunnels by Roderick Gordon & Brian Williams
Judul : Tunnels : Will Burrows dan Koloni Misterius Bawah Tanah (Tunnels, #1)
Penulis : Roderick Gordon dan Brian Williams
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Penyunting : Andhy Romdani
Ilustrasi Isi : Sweta Kartika dan Radhinal Indra
Desain sampul : Ian Butterworth
Penerbit : Mizan Fantasi
Tahun Terbit : 2008
Jumlah Halaman : 660 halaman
Harga : IDR 79.000 (Bandung Book Centre)
ISBN : 9789794335185
ISBN : 9789794335185
Goodreads link : https://www.goodreads.com/book/show/1175893.Tunnels?from_search=true
Blurb
"Penyusup!" seru si pria misterius. Refleks, Will meraih sekop, tetapi pria itu merebutnya.
"Kami telah menantikan kedatanganmu. Katah Ayahmu, kau akan menyusulnya," tambahnya.
"Ayahku? Di mana Ayahku? Apa yang kalian lakukan padanya?" Will meronta, menendangi pria itu.
"Tak ada gunanya melawan. Tempat ini akan menjadi penjara buatmu!" Pria mengendus Will. "Topsoilers. Menjijikkan!"
Will berusaha menemukan
ayahnya, Dr. Burrows, yang menghilang tanpa jejak. Menjelajahi
lorong-lorong purba bawah tanah, sebuah rahasia maut pun terungkap dan
mengancam jiwa Will: koloni bawah tanah yang terlupakan oleh dunia atas.
Dipimpin oleh Styx, koloni itu merencanakan sebuah revolusi untuk menyerbu manusia dunia atas. Seperti apakah dunia koloni bawah tanah itu? Berhasilkan Will menemukan ayahnya, sekaligus menggagalkan upaya makar Styx dan koloni bawah tanah?
Dipimpin oleh Styx, koloni itu merencanakan sebuah revolusi untuk menyerbu manusia dunia atas. Seperti apakah dunia koloni bawah tanah itu? Berhasilkan Will menemukan ayahnya, sekaligus menggagalkan upaya makar Styx dan koloni bawah tanah?
Ulasan Cerita
Will Burrows bertekad untuk menemukan Dr. Burrows--Ayahnya saat menyadari bahwa Ayahnya telah menghilang selama empat hari. Ayahnya tidak berada di tempat kerjanya--di ruang bawah tanah, begitupun di tempat kerjanya--di Museum Highfield.
Will tidak bisa tinggal diam saat Ayahnya menghilang, maka ia mengajak Chester--teman baiknya untuk mencari tahu ke mana tepatnya Dr. Burrows pergi. Dr. Burrows tidak akan menghilang begitu saja, kecuali ada sesuatu yang menarik insting arkeolognya. Keduanya, mengendap-ngendap ke Museum untuk mencari petunjuk lewat jurnal-jurnal yang biasa ditulis Ayahnya saat menemukan berbagai hal terkait sejarah dan artefak.
Benar saja, lewat jurnal-jurnal itu, Dr. Burrows menuliskan tentang hipotesanya mengenai dunia di bawah tanah dan adanya kehidupan selayaknya manusia di atas tanah. Hipotesanya diawali dengan penemuan sebuah globe dengan cairan berwarna hijau di dalamnya, berukuran lebih besar dari bola golf dan dapat berpendar semakin terang di tempat yang semakin gelap, adanya terowongan-terowongan aneh yang terdapat di beberapa rumah penduduk Highfield, dan terakhir adalah fakta saat ia menyadari kehadiran pria-pria bermantel hitam, berkacamata hitam, dan berkulit pucat pasi di sekitaran Highfield.
Inilah yang pada akhirnya memunculkan pikiran liar dan obsesi Dr. Burrows untuk membuktikan hipotesanya selama ini. Sayangnya, ada harga yang harus dibayar untuk membuktikan hipotesanya. Dr. Burrow bisa saja berada dalam bahaya karena terlalu jauh mengetahui tentang kehidupan di bawah tanah yang bernama Colony. Namun, tentu saja Dr. Burrows tidak peduli dengan nyawanya, ia lebih peduli dengan obsesinya untuk membuktikan adanya kehidupan lain di bawah tanah.
Dari sinilah, petualangan Will dan Chester menuju Colony di mulai. Petualangan itu telah mengandarkannya menuju fakta-fakta mengejutkan tentang keluarga asli Will dan asal-usulnya! Serta kenyataan bahwa seseorang yang ia pikir adalah adiknya, justru mata-mata sekaligus pimpinan dari pasukan Styx. Pasukan yang berencana jahat untuk melakukan invansi ke dunia atas.
Review
The authors is so crazy! Ungkapan itu yang saya kemukakan saat menikmati Tunnels dari awal sampai akhir cerita. Kok, bisa, dua penulis ini begitu liar dalam berimajinasi?! Ah, saya berdecak kagum dengan kedua penulisnya yang begitu jelas menggambarkan dunia bawah tanah dan bagaimana kehidupan di bawahnya. Apalagi saat penulis mengungkapkan tentang aroma apak dan keadaan lembab yang selalu tercium saat berada di Colony.
Saya sepakat dengan kutipan dari New York Magazine tentang buku ini "... 'The Next Harry Potter' yang segera menjadi pembius Hollywood.". Yap, itu nyata adanya, walaupun Tunnels dan sekuelnya belum se-booming serial Harry Potter. Intinya, Tunnels ini menganggat tema cerita yang tidak biasa dan rasanya belum ada novel Fantasi yang menganggat cerita adanya kehidupan di bawah tanah bahkan ada secamam kota layaknya kota di atas tanah.
Sayangnya, saya pribadi merasakan bahasa yang terlalu kaku dan banyaknya sejarah-sejarah yang dikutip. Meskipun kutipan-kutipan sejarah itu sebenarnya untuk melengkapi cerita tapi bagi saya yang kurang menyukai sejarah, agaknya lebih membosankan aja pada bagian itu. Sekaligus, bertanya-tanya juga, sih, benarkah sejarah aslinya seperti yang disebutkan sang penulis? Entahlah, saya pun tidak melakukan crosscheck, hehe.
Namun, melihat dari latar belakang kedua penulis yang sama-sama menggemari dunia arkeologi, saya rasa benda-benda dan makhluk-makhluk pra-sejarah yang ditemui Will dkk di bawah tanah cukup membuat saya yakin bahwa makhluk itu ada pada masanya, dan mulai berkhayal, jangan-jangan memang makhluk pra-sejarah itu masih ada sampai saat ini.
Diantara berbagai karakter tokoh dalam buku ini, saya menyukai tokoh bernama Cal--yang ternyata adalah adik kandung Will dari Colony dan Bathleby---kucing peliharaan Cal yang bentuk tubuhnya menyerupai anjing, tapi sebenarnya kucing x_x. Kedua tokoh ini sukses bikin saya mesem-mesem sendiri ditengah ketegangan Will dkk yang sedang dikejar-kejar pasukan Styx.
Konflik cerita tersusun dengan keren, begitupun dengan berbagai kejutan yang disajikan dalam setiap halaman. Bagi pecinta novel fantasi dan novel terjemahan, pasti akan sangat menikmati petualangan yang disajikan dengan penuh ketegangan.
Quote
"Jangan pernah menunjukkan perasaanmu, jangan pernah bereaksi saat mendengar celaan keji mereka, dan jangan pernah pula memberikan secuil pun kepuasan kepada mereka." -Hal. 127
"Sekaranglah saatnya! Kesempatanku, kesempatan terakhirku untuk meninggalkan jejak bagi dunia. Momenku! Aku telah mengikuti instingku. Aku harus pergi ke bawah sana. Aku harus menembusnya." - Hal. 163
"Hanya ayahkulah satu-satunya yang kumiliki sekarang." - Hal. 625
Rating
Quote
"Jangan pernah menunjukkan perasaanmu, jangan pernah bereaksi saat mendengar celaan keji mereka, dan jangan pernah pula memberikan secuil pun kepuasan kepada mereka." -Hal. 127
"Sekaranglah saatnya! Kesempatanku, kesempatan terakhirku untuk meninggalkan jejak bagi dunia. Momenku! Aku telah mengikuti instingku. Aku harus pergi ke bawah sana. Aku harus menembusnya." - Hal. 163
"Hanya ayahkulah satu-satunya yang kumiliki sekarang." - Hal. 625
Rating
Cover : 5/5
Tema : 5/5
Karakter : 5/5
Plot : 5/5
Gaya Bahasa : 4/5
Rating Tunnels : 4.8/5
0 komentar