#FF : Akhir November
"Hai, sudah lama, ya?" tanyanya dengan pakaian yang agak basah, dan rambut yang tak kalah basah.
Aku mendongak, kemudian menatapnya agak sinis.
"Sorri," sahutnya dengan senyum yang dipaksakan. Ayolah, itu bukan gayanya!
.
"Duduklah," pintaku, sebisa mungkin tetap mengatur frekuensi suara. "Jadi, kali ini kenapa telat?"
Gemericik hujan mengiringi rangkaian alur cerita tentang kedatangannya yang telat nyaris mendekati angka 60 menit.
"Kamu tahu, kan? Masalahku di sini, dan sini," Ia menunjuk kepala dan dadanya sebelum mengakhiri ceritanya.
"Aku tahu," timpalku sambil menggenggam jemarinya, "Karena itulah aku ada di sini."
"Wah, kamu malaikatku!" serunya. "Terima kasih. Kamu berarti banyak untuk hidupku yang serba kacau ini."
Aku tersenyum menanggapi ucapannya dan jemariku disambut oleh genggaman tangannya yang lain. Ah, bagaimana jadinya jika kamu tanpa aku? Aku tidak punya cukup alasan untuk tidak bersamamu. Akhirnya november yang sungguh mendebarkan.
Pagi dengan udara dingin, 261117
0 komentar