#FF : Buku-buku
Buku-buku itu ibarat mesin waktu yang mampu menembus batas, meskipun sisa-sisa memorinya nyaris luruh bersama waktu. Namun, goresan tinta di atas kertas itu punya segenao magis yang siap mengantarkan ke bagian mana saja yang ingin diputar ulang.
Seperti sisa-sia memori yang masih kuingat dengan betul. Sore itu saat kelas malam belum di mulai. Aku memeluk diriku sendiri untuk melindungi dinginnya udara selepas hujan dan menjelang malam.
"Kamu sakit, ya?" tanyamu yang baru saja tiba entah dari mana. Tahu-tahu kamu muncul dengan jaket yang kebasahan.
Aku menggeleng. Apa maksudmu? Datang dengan sok perhatian. Padahal kita tidak begitu akrab.
Tanganmu tiba-tiba saja mendarat tepat di keningku. "Wah, seharusnya kamu nggak usah masuk kuliah," serumu agak panik.
"Eh, aku baik-baik saja," jawabku menutupi rasa aneh yang meletup-letup. "Nggak perlu repot," ujarku lagi sambil berlalu menuju salah satu kelas tempat berlangsungnya kuliah.
Beberapa menit yang mengesankan. Nyaris saja aku kehilangan memori terbaik itu. Jika bukan karena buku-buku ini yang mengabadikannya, mungkin aku akan melupakanmu selamanya. Atau jika bukan karena buku-buku itu, masihkah mungkin kamu menjadi orang pertama yang selalu memegang keningku kemudian mengecupku setiap malam?
Sumber gambar : pinterest.com
Bandung, 121117
0 komentar