#GameLevel1 : Belajar Respek (Day 10-Bunsay Pranikah Batch #3)

by - 6:18 AM

Did you know about respect? Kalau saya masih terus belajar. Saya nggak cukup ingat apakah orang tua saya mengajarkan tentang respek ini, hehehe. So, here I am... sedang belajar untuk menghormati siapa pun yang berbicara kepada saya.

Kalau di buku The Art of Communication, katanya kebanyakan orang mengklasifikasikan kelas berdasarkan status sosial, ekonomi, atau pendidikan sehingga sulit untuk merespekkan orang lain. Contoh sederhananya saja, ada perbedaan bahasa (yang menunjukkan adanya perbedaan kasta) yang digunakan kepada office boy dan karyawan.

Padahal, semua manusia sama dan harus diperlakukan dengan sikap yang sama yaitu respek (rasa hormat ; menghargai). Catatan penting yang saya dapatkan dari buku ini adalah respek muncul dari kasih sayang dan ketulusan. Respek kepada orang lain sesungguhnya bentuk refleksi dari sikap respek kepada diri sendiri

Kalau saya lihat respek ini kan salah satu bentuk kebaikan kepada sesama manusia, ya... Melakukan kebaikan tentu saja sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 7, “Jika kamu berbuat kebaikan, maka sesungguhnya kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri.”. Betapa setiap kebaikan kepada orang lain sejatinya akan kembali kepada diri kita sendiri (meskipun nggak selalu dari orang yang sama).

Respect to each other. Sumber : pinterest.com
Seperti pagi menjelang ini, Mama lagi sibuk di dapur. Mama bikin pudding Cendol ini untuk konsumsi pengajian, kurang lebih bikinnya sekitar 100 pcs. Saya tentu aja ada di sana untuk membantu Mama yang kerepotan. Di sela-sela menuangkan pudding ke dalam kemasan, selintas kami mendengar tangisan seorang anak disusul teriakkan Ibunya dari rumah sebelah.

Yap, itu tentangga rumah saya. Berhubung rumahnya menempel ke dinding rumah saya, jadi kejadian yang ‘cukup heboh’ baik di rumah saya ataupun di rumah tetangga itu pasti terdengar. Saya yang juga mendengar suara ‘heboh’ itu memilih diam aja sambil nuangin cendol ke dalam kemasan. Tapi, kayaknya Mama saya rada terusik setelah mendengar kejadian tadi.

“Duh, kasian anaknya dimarahin lagi sama Ibunya,” kata Mama sambil nuangin agar-agar bening ke semua kemasan.

“Sering banget, ya, Mah, kayak gitu...,” timpal saya yang memang udah sering sih mendengar ‘kehebohan’ macam itu. “Mungkin Ibunya juga capek, dan kurang bisa mengelola emosinya. Anak, deh, yang jadi korban,” lanjut saya lagi berusaha untuk tetap respek sama si Ibu tetangga dan tetap menggunakan kata-kata yang positif.

“Iya, apalagi orang tua zaman dulu, Teh... Sama sekali nggak ada pendidikan tentang ngurus anak yang bener teh gimana. Asal anak idup dan bisa makan aja, udah syukur banget,” sahut Mama.

Hasil kreasi pudding Cendol (yang masih belum dirapiin yang tercecernya) :p
Saat Mama bilang gitu, saya jadi inget kalau Mama juga pernah melakukan kekerasan ke saya kalau sayanya bandel mulai dari dimarahin, dipukul, dicubit sampai dikurung di kamar mandi yang gelap. Saya ngalamin itu setelah  adik saya lahir. Kejadiannya itu saat saya berusia 4-5 tahunan (usia TK), dan itu jadi ingatan yang bener-bener kuat sampai saat ini.

Tapi setelah belajar di IIP mulai dari kelas Matrikulasi dan saat ini berada di kelas Bunda Sayang—yang bener-bener fokus untuk mempelajari cara mendidik anak, saya bisa maklum jika belasan tahun lalu Mama melakukan 'kekerasan' ke saya karena mungkin kondisi psikis Mama yang stres dengan dua anak, dan urusan domestik yang nggak abis-abis (karena nggak pake ART dan jauh dari saudara atau orang tuanya Mama/Papa).

Dari sini saya mulai sadar kalau menjadi Fulltime IRT itu profesi mulia yang butuh ilmu. Bukan cuma profesi akuntan, banker, saintis, psikolog, dokter, guru, atau profesi lainnya di ranah publik aja yang membutuhkan ilmu untuk menjalaninya. Menjadi seorang Ibu Rumah Tangga yang penuh bahagia dalam mengelola rumah tangga adalah ilmu yang harus dipersiapkan bahkan sejak (sebelum) menjadi Ibu Rumah Tangga.

Alhamdulillah, kenal sama Institut Ibu Profesional dan sedang belajar di sini.... di Kelas Bunda Sayang. :)



#hari10 #gamelevel1 #tantangan10 hari
#komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip



 Bandung, 091117

Sumber bacaan :
Materi 1 Komunikasi Produktif-Kelas Bunda Sayang Batch #3
The Art of Communication, Mukhlis Anwar
Family Night-Teach Them Some Respect

You May Also Like

0 komentar

©