#GameLevel2 : Beberes Pakaian Ala KonMari (Day 9-Bunsay Pranikah Batch #3)
Masih dengan agenda yang sama, yaitu beberes kamar. Selama tujuh hari ke depan saya akan terus mempraktikkan metode Kon Mari dalam membereskan apa pun yang belum beres, kecuali hati.... *Eaaa. Kali ini tantangan beberesnya agak bikin mager kuadrat. Kenapa coba? Karena saya harus membereskan tumpukan baju yang super berantakan di lemari ! Ralat, di satu lemari kecil saja.
FYI, saya masih punya satu excel lagi, sih. Makanya proses beberes ini akan memakan waktu sampai beberapa hari ke depan, walaupun dalam metode KonMari harusnya kita langsung membereskan seluruhnya jangan sedikit-sedikit. Tapi, gimana dong? Ada banyak blaablabla yang membuat kegiatan ini agak terhambat, wkwk. *sok sibuk amat sih gue :p
Kondisi lemari dan meja yang amburadul dengan pakaian |
Aturan pertama dari beberes ala KonMari ini adalah letakkan semua pakaian yang kamu miliki di lantai. Iya, Marie Kondo bilang SEMUA pakaian yang ada di lemari, laci, atau di tempat penyimpanan mana pun (kecuali di tempat cucian) harus semuanya dikeluarkan dan simpan di lantai. Jika ada pakaian yang tertinggal di tempat penyimpanan, maka pakaian itu otomatis masuk tong sampah. Maksudnya nggak bener-bener dibuang, sih, bisa didonasikan juga kalau masih layak pakai.
Langkah kedua adalah sortir pakaian-pakaian tersebut dan putuskan pakaian mana yang akan tetap kamu simpan atau pakaian mana yang akan dibuang. Ada hal unik yang disampaikan Marie Kondo tentang memutuskan pakaian mana yang akan kita simpan atau buang. Marie bilang, untuk menilai mana yang hendak disimpan atau dibuang, patokannya adalah intuisimu sendiri, tergugah tidaknya perasaanmu berkat suatu benda.
Nggak perlu pake teori yang rumit-rumit atau data numerik untuk memilih pakaian mana yang hendak kita simpan. Cukup pake perasaan aja. So personal makanya. Catatan lainnya, persiapkan banyak kantong plastik untuk menampung pakaian-pakaian yang tidak kita sukai lagi. Pengalaman saya pun demikian, dari satu lemari kecil dan sebagian yang masih tersimpan di luar, menghasilkan satu kantung kresek Griya Jogja yang besar, wkwk. *Gile, ini baru satu lemari kecil aja, hahaha
Oke, saya sebenernya nggak 100% menerapkan metode KonMari untuk beberes baju. Idealnya di dalem lemari tuh ditaruh sekat-sekat gitu, sayangnya persediaan kardus di rumah lagi abis jadi saya urungkan niat pake sekat-sekat gitu. Hasilnya jadi kurang rapi, sih. Lihat aja di foto kanan atas. Rasanya masih greget banget, hahaha.
Tapi metode ini cukup ampuh untuk menguatkan niat dalam mengikhlaskan pakaian-pakaian yang sebenernya udah nggak terlalu saya sukai tapi masih aja saya simpen. Alhasil, lemari nggak pernah nggak penuh jadinya. Ada pesan sekaligus pertanyaan manis yang Marie Kondo sampaikan saat memutuskan benda mana yang akan kita simpan. Dia bilang .....
Barang apa saja yang membangkitkan kegembiraan kita
jika dipertahankan sebagai bagian dari hidup kita?
Pakaian yang sudah habis masa pakainya dan siap didonasikan |
P.S : Cara melipat berbagai jenis pakaian ala Marie Kondo bisa langsung ditengok lewat link yang saya sematkan di sumber bacaan, ya. Semoga banyak membantu ! Happy tidy up !
#Harike-9#Tantangan10Hari #Level2
#KuliahBunSayIIP #MelatihKemandirian
Bandung, 071217
Sumber bacaan :
The Life-Changing of Tidying Up-Marie Kondo
0 komentar