Hal yang sering kali saya ataupun mungkin ibu-ibu rasakan adalah keengganan untuk setrika cucian kering kemudian melipatnya dengan rapi. Nah, itu juga saya ngalamin saat ini. Gimana engga, menyetrika baju menjadi pekerjaan rumah tangga yang sulit saya lakukan karena rasanya males luar biasa. Hahaha.

Tapi setelah menjalani tantangan selama tujuh hari untuk konsisten menyetrika baju, saya akhirnya dapet insight juga, kalau nyetrika baju nggak se-ngebosenin yang ada dalam pikiran saya, lho. Kalau saya telisik lebih dalam lagi, saat ingin melakukan aktivitas yang rasanya malas saya kerjakan tapi sebenarnya harus saya kerjakan. Maka, saya segera saat itu juga. Nggak pake nanti. Nggak pake alesan lain-lain.

Kenapa? Karena manusia itu paling lihai soal mencari alasan. Alasan untuk mengalihkan tugas yang harusnya segera kita kerjakan. Jadi, untuk saya pribadi, sangat lebih efektif kalau langsung action  daripada nunggu alesan lain muncul di pikiran. Nah, sama juga saat melatih skill kedua di minggu kedua ini. 

Ternyata problematika males rapiin pakaian itu bukan hanya terjadi pada wanita atau ibu-ibu di Indonesia saja. Marie Kondo menuturkan, ada kliennya yang berusia 20-an tahun yang benci dengan kegiatan melipat baju. Bahkan, ibunya harus datang ke tempat tinggalnya hanya untuk melipatkan baju-baju si kliennya Marie Kondo. Namun seiring dengan ia menjalani kursus bersama Marie Kondo, lambat laun ia mulai menyukai kegiatan melipat baju dan mengajari ibunya cara melipat yang benar.

Di posingan sebelumnya, saya sudah share cara melipat baju ala KonMari, ya. Nah, sekarang saya mau share cara melipat rok. Pada prinsipnya sama aja sih seperti melipat baju. Oh, iya, kata Marie Kondo untuk menyimpan barang, kuncinya adalah memberdirikan alih-alih menidurkannya. Yuk, langsung aja simak foto-foto saya yang ada di bawah ini saat mempraktikkan cara melipat pakaian ala KonMari.

#Harike-12#Tantangan10Hari #Level2

#KuliahBunSayIIP #MelatihKemandirian

Bandung, 101217

The Life-changing Magic of Tidying Up-Marie Kondo