#GameLevel3 : Membiasakan Memahami Firman-Nya (Day 2-Bunsay Pranikah Batch #3)
Spiritual Question menjadi fokus saya selama beberapa hari ke depan. Entah kenapa, rasanya SQ saya masih perlu dilatih terutama tentang kedekatan saya dengan sang Pencipta. Ya, kali, gimana bisa kita merasa baik-baik aja padahal kualitas kedekatan dengan sang Pemilik Semesta masih secuil kuku. So, here I'm...untuk melatih yang namanya kecerdasan spiritual.
Sedikit membahas tentang materi bulan ini di Kelas Bunda Sayang Batch #3, kalau kecerdasan spiritual itu adalah kemampuan untuk mengenal Allah dan memahami posisinya
sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan. Sudah sejauh mana saya mengenal Tuhan saya sendiri? Nah, jawaban dari pertanyaan inilah yang sedang saya jalani prosesnya.
Saya memang merasa perlu untuk berdiskusi dengan Sen, apalagi terkait hal-hal yang berhubungan dengan kedekatan kita kepada Tuhan kita. Yeah, dia telah mengalami hal-hal berat sejak kecil dan akhirnya menemukan jawaban dari semua permasalahannya, yaitu manusia nggak ada apa-apanya tanpa bantuan Allah. Itulah sebabnya manusia akan selalu dan terus membutuhkan Allah dalam hidupnya.
Melanjutkan bacaan di QS. Ta Ha |
Setelah berdiskusi banyak dengan Sen tentang membaca Al-quran dengan benar , saya mulai membiasakan lagi membaca Al-quran tapi bukan sekadar baca aja, sekaligus berusaha memahaminya. Saya melakukan kegiatan ini sehabis shalat maghrib, alhamdulillah, ya.... Hari pertama bisa saya nikmati, meskipun ada godaan seperti "Aduuuh cape baca sama artinya...", "Aah, nggak usah dibaca aja terjemahannya" atau berbagai godaan lainnya yang cukup menantang.
Tapi, apalah artinya baca deretan huruf Hijaiyyah di dalam Al-quran tapi nggak paham tentang maknanya? That's the point! Saya fokusnya sama kualitas aja, deh, bukan kuantitas seberapa halaman yang bisa saya baca. So, hari ini alhamdulillah dapet satu halaman QS. Ta Ha : 14-39.
Ayat-ayat tersebut membahas tentang perintah Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menyampaikan agama kepada Fir'aun, serta memperingatkan Fir'aun karena telah melampaui batas. Entah kenapa, saya kok jadi berasa ikut ngerasain perasaan takutnya Nabi Musa saat menerima perintah ini. Saya pikir itu sangat manusiawi, mengingat bahwa Nabi tetaplah seorang manusia yang punya sifat kemanusiaan juga.
QS. Ta Ha : 25-28 |
Dalam kondisi tersebut, tentu saja nggak ada tempat berteduh yang lebih sejuk melainkan Allah dengan cara berdo'a. Pasti cukup familiar doanya Nabi Musa ini, ya? Tapi paham nggak maksudnya? Hayooh, saya coba berbagi terjemahannya dulu, ya. Terjemahannya seperti ini, "Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku".
Ah, jadi terinspirasi berdoa hal serupa dengan Nabi Musa. Semoga Allah selalu memudahkan segala urusan kita, ya.
#tantangan_hari_ke2 #kelasbunsayiip3
#game_level_3 #kami_bisa
Bandung, 050118
0 komentar