#OnlineSharing: Home Education vs Home Schooling, Pilih Mana?
Menghadirkan pendidikan bagi anak adalah satu dari sekian banyak kewajiban yang harus ditunaikan orangtua. Lagian, orangtua yang bener-bener paduli dengan pendidikan anaknya pasti berusaha sekuat tenaga untuk terus mencari dan menggali ilmu demi menyajikan pengalaman belajar terbaik untuk anak-anak. Yang jelas, pengen anak cerdas tapi orangtua nggak mau repot, mustahil banget, kan?
Hari Jumat lalu WhatsApp Group #ODOPfor99days kedatangan teh Dian Kusumawardani penulis buku Ibuku adalah Sekolah Terbaikku dan menggagas Home Education bersama sang suami untuk menghadirkan pendidikan terbaik bagi kedua anaknya. Pembahasannya cukup menarik, ya? Kira-kira Home Education dan Home Schooling sama nggak, sih? Yuk, langsung simak review acara kulwap ini dari saya!
Home Education vs Home Schooling
Ini udah kayak pertandingan sepak bola aja, versus-versus-an, wkwk. Yap, saya sebagai yang awan tentang kedua hal ini jadi dapat sedikit pencerahan tentang Home Education dan Home Schooling. Tapi, kita mesti tahu dulu definisi keduanya ini apaan, sih?
Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yang tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kepada siapa pun. (Dikutip dari Kulwap HEbAT-Harry Santosa)
Home Schooling adalah sebuah keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak dan mendidik anaknya dengan berbasis rumah. Pada homeschooling, orang tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak; sementara pada sekolah reguler tanggung jawab itu didelegasikan kepada guru dan sistem sekolah. (Dikutip dari Rumah Inspirasi)
Dalam sesi kulwap bersama teh Dian, home education yang dijalankan dalam keluarganya mengacu pada buku Fitrah Based Education karya Harry Santosa. Denger-denger, buku ini bagus banget buat para orangtua sebagai bekal untuk mendidik anaknya. *ngubek-ngbek dompet, siapa tahu ada Pak Soekarno-Hatta yang nyelip, hahaha
Buku Fitrah Based Education karya Harry Santosa |
Jadi, Home Education Itu Gimana, Sih?
Menurut Teh Dian, home education sejatinya adalah pendidikan berbasis rumah, kewajiban setiap orangtua. Mau anaknya sekolah atau tidak sekolah (home schooling), home education itu wajib dilaksanakan. Ibarat kata home education ini harga mati yang menjadi tanggungjawab orangtua untuk mendidik anak-anaknya.
Tentunya, home education ini nggak sama dengan home schooling. Teh Dian tidak menjalankan home schooling untuk anaknya, anaknya masih tetap bersekolah formal hanya saja home education dalam bentuk kegiatan yang menarik bagi anak turut dilaksanakan juga di rumahnya. Teh Dian pun punya kurikulum sendiri yang ia buat untuk anak-anaknya.
Kurikulumnya mengacu pada Fitrah Based Education-nya Harry Santosa, setelah menyesuaikan dengan fitrah anak-anaknya, dan selanjutnya berdiskusi bersama suami mengenai kurikulum home education yang akan dijalankan dalam keluarganya. Nah, teh Dian pun nggak pelit untuk memberikan contoh kurikulum home education versi keluarganya.
Salah satu contoh kurikulum HE di keluarga teh Dian |
Langkah memulai home education adalah pembersihan jiwa, menundukkan semua ego. Menyadari bahwa anak adalah amanah yg wajib dipertanggungjawabkan kelak. Selanjutnya menyepakati dengan pasangan tentang home education yang akan dibina bersama di dalam rumah. Prinsip dasar dari home education ini adalah iqra dan thalabul 'ilmi.
Mungkin, yang dimaksud iqra dan thalabul 'ilmi ini berlaku untuk orangtuanya. Kalau mau jadi home educator andal yaa orangtuanya wajib banget suka baca dan mau belajar terus menerus. Kira-kira gitu, sih, yang saya pahami. Tapi sejujurnya, saya pribadi, jadi makin-makin penasaran sama daleman buku Fitrah Based Education-nya Harry Santosa gegara kulwap bareng teh Dian ini.
Menurut teh Dian, tantangan yang paling berat dalam menjalani home education adalah saat anak-anaknya tidak disiplin waktu, atau saat orangtua memiliki tenaga dan waktu yang terbatas. Untuk mengatasi perbedaan pandangan dengan suaminya saat melakukan home education, teh Dian selalu mengutamakan komunikasi, melibatkan suaminya dalam membuat kulikulum home education, dan memberikan report harian setiap malam kepada sang suami.
Poin Penting Menjalani Home Education
- Home education disesuaikan dengan fitrah anak. Artinya, orangtua sebisa mungkin melakukan observasi terhadap anak, mulai kegiatan apa saja yang lebih ia sukai. Kemudian disesuaikan dengan kurikulum pendidikan yang akan dijalani bersama anak.
- Home educator di rumah adalah ayah dan ibu. Pasangan suami-istri merumuskan bersama terkait kurikulum home educator, kemudian melakukan evaluasi dengan menceritakan kegiatan anak-anak.
- Buatlah jadwal belajar yang disesuaikan dengan kenyamanan anak. Dalam kasusnya teh Dian, anak pertama biasanya lebih suka belajar di malam hari, adiknya lebih suka belajar di pagi hari, atau sekali waktu keduanya belajar di waktu yang sama.
- Belajar nggak melulu tentang duduk manis kayak sekolah formal, ya. Belajar dilakukan dalam bentuk permainan, percobaan sains, dan banyak lagi.
- Kunci dari home education adalah keterlibatan orangtua saat belajar bersama anak, serta melakukan observasi terhadap anak sebagai bahan evaluasi dengan cara melihat, mendengar, mengamati, kemudian mencatat setiap perkembangannya.
Nah, teh Dian berbagi pengalamannya dalam melakukan Home Education di rumah melalui buku yang berjudul Ibuku adalah Sekolah Terbaikku. Melalui bukunya ini, teh Dian berbagi tentang aplikasi kegiatan dari Framework yang terdapat dalam buku Fitrah Based Education-nya Harry Santosa. Siapa tahu, ada yang bisa di A-T-M (Amati, Tiru, Modifikasi) dari home education-nya keluarga teh Dian? Bisa langsung kepoin isi bukunya, dong.
Pada akhirnya, home education bukanlah sebuah pilihan yang harus diputuskan orangtua. Home education merupakan kewajiban mutlak yang harus dilakukan orangtua dalam upaya memberikan pengalaman belajar terbaik bagi anak-anak sesuai dengan fitrahnya. Yuk, jadi orangtua yang peka dengan kebutuhan belajar anak! Mendidik anak adalah tanggungjawab orangtuanya, bukan hanya guru atau siapa pun yang ada di luar rumah.
Ini lho, bukunya teh Dian |
Profil Dian Kusumawardani
Ibu bahagia yang punya segudang aktivitas mulai dari Home Educator Omah Rame, Manager Online Ibu Prifesional Surabaya, Kadiv. Edupel AIMI Jatim, Pengajar di BKB Nurul Fikri, dan Penulis yang sudah banyak menelurkan karya tulis, diantaranya Jibaku Post Power Syndrome Fulltime Mother, 33 Kisah Me Time Perjalanan Ibu Bahagia, My Long Distance Relationship, Jurnal Ibu Pembelajar, dan Ibuku adalah Sekolah Terbaikku.
Ibu dari dua anak ini menyukai dunia anak-anak khususnya bidang pengasuhan dan laktasi. Ia sering berbagi tulisannya melalui blog pribadi www.deestories.com, atau mau berteman dengannya di media sosial? Langsung aja search nama Dian Kusumawardani. Selain itu bisa juga menghubunginya melalui email : deekusumawardani@gmail.com.
0 komentar