Copywriting dengan Teori AIDA dari ilmu Komunikasi

by - 3:49 PM


Istilah copywriting mungkin udah nggak asing lagi di telinga kita. Tapi, yakin nih udah pada paham? Meskipun di belakangnya ada embel-embel writing, tapi tetep aja nggak sama kayak nulis artikel atau fiksi. Lha, terus piye? Makanya, awal Mei lalu saya belajar dari sang ahli untuk tahu lebih banyak soal Copywriting.

Ahlinya ialah teh Amilah Qisthie owner dari @kalucca_official yang sudah punya banyak pengalaman dalam melakukan praktik copywriting melalui akun media sosialnya. Jangan ditanya, deh, gimana lihainya teh Ami dalam menggoda para kostumer, wkwk. Susunan kalimat dalam media sosialnya seolah menjadi magnet bagi pembeli untuk segera memburu produk yang ia pasarkan. 

Gimana, udah penasaran sama pembahasan kali ini? Yuk, langsung simak lebih lanjut!

e-flyer acara 

Copywriting Bukan Sembarang Tulisan

Bertempat di salah satu kelas Pesantren Persatuan Islam 31 Banjaran, Pemudi Persis Banjaran menghadirkan teh Ami untuk mengisi seputar teknik copywriting yang bisa menjadi daya pikat saat berjualan secara online. Di zaman yang serba browsing dan googling ini udah nggak asinglah kalau setiap orang punya online shop yang menawarkan berbagai produknya. Entah itu produk hasil buatan sendiri atau sekadar menjualkan produk orang lain. 

Tapi persoalannya adalah ada berapa banyak produk serupa yang dijual oleh orang-orang? Atau mungkin malah nggak asing, ya? Di sinilah kekuatan teknik copywriting sehingga mengundang netizen untuk sekadar tertarik, bertanya tentang produk, atau bahkan sampai transfer untuk membeli. Kekuatan menulis status yang telah dipelajari teh Ami secara otodidak ini membawanya sampai berhasil berjualan berbagai produk rumah tangga dari sebuah marketplace.

Teh Ami sedang menjelaskan tentang Copywriter
Dalam penyampaiannya, teh Ami menjelaskan bahwa Copywriting adalah proses atau teknik menulis copy, sedangkan yang dimaksud Copy adalah teks yang digunakan dalam penjualan atau pemasaran. Copywriting sangat diperlukan untuk memasarkan produk secara online tanpa terkesan sedang menjual produk atau memaksa konsumen untuk membeli produknya.

Seorang copywriter nggak bisa asal nulis atau copy-paste gitu aja. Ya, kalo gitu sih jangan berharap bisa jadi copywriter, ya. Tulisan copywriting mengedepankan rasa empati kostumer. Mulai dari apa yang konsumen rasakan sampai apa yang konsumen butuhkan. 

Jadi, Teknik Copywriting Kayak Gimana, Sih?

Meskipun sama-sama nulis, tapi copywriting nggak sama dengan jenis tulisan seperti artikel, cerpen, atau novel. Meskipun ketiga-tiganya punya satu kesamaan, yaitu harus melalui proses riset. Yap, seperti misalnya kita punya produk popok kain atau clody. Kita bisa memasarkan produk ini dengan teknik copywriting dengan mengaitkannya lingkungan yang tercemar dengan sampah popok atau akibat yang ditimpulkan dari menumpuknya sampah popok sekali pakai.

Tentunya, untuk bisa menulis tentang fakta lingkungan yang tercemar atau dampak apa yang ditimbulkan nggak bisa asal nulis dong? Sedikitnya, kita harus punya data atau fakta yang mendukung misalnya dari berita yang dirilis media massa, hasil penelitian ahli, dsb. Kalau asal nulis doang bisa-bisa kita jadi penyebar HOAX, nih.

Peserta sedang bertanya terkait Copywriting
Teh Ami menyampaikan teknik copywriting menggunakan formula AIDA. Kalau anak komunikasi harusnya tahu, sih dengan salah satu teori komunikasi ini. Saya jadi inget sama kuliah di tahun pertama, teori AIDA ini dibahas dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi. Yuk, lanjut lagi, maksud teori AIDA ini apa, ya?

A kepanjangan dari Attention yang artinya perhatian. Mulai dari judul, gambar dan kalimat pembuka sudah mampu menarik perhatian netizen sejak pandangan pertama di beranda atau timeline. Caranya, gunakan kalimat-kalimat yang memancing jawaban dari hati netizen namun dengan pemilihan kata yang luwes alias nggak kaku. Seperti contoh copywriting di bawah ini:

Sumber: Slideshow dari Amilah Qisthie

I kepanjangan dari Interest yang artinya sesuatu yang menarik perhatian. Hal-hal yang menarik perhatian netizen seperti fakta, data, kasus-kasus yang sedang terjadi, kondisi ideal sebuah keadaan, dan berbagai alasan yang menyertainya menjadi bagian yang tidak bisa lepas dari penulisan copywriting. Seperti contoh copywriting di bawah ini:

Sumber: Slideshow dari Amilah Qisthie
D kepanjangan dari Desire yang artinya keinginan, hasrat. Dalam hal ini maksudnya memancing keinginan dan emosi netizen saat membaca rangkaian kalimat copywriting kita. Caranya dengan menyebutkan berbagai manfaat dari sebuah produk, bukan menyebutkan fiturnya serta memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Seperti contoh copywriting di bawah ini:
Sumber: Slideshow dari Amilah Qisthie
A kepanjangan dari Action yang artinya tindakan. Mari segerakan untuk belajar menulis copywriting saat menjual produk-produk bukan sekadar posting foto, menyebutkan fitur, dan bhaaaayy. 

Produk jualan teh Ami @kalucca_official
Saya pribadi masih belum bisa menulis copywriting kayak teh Ami, tapi bukan berarti nggak tertarik. Hanya mungkin kalau saat ini saya lebih senang menulis artikel buat dapet hadiah dibandingkan menjual produk untuk mendapatkan uang, wkwk.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa dipraktikkan langsung, ya. Thanks a lot to teh Ami yang telah berbagi ilmu copywriting-nya kepada Pemudi Persis Banjaran. Semoga keberkahan selalu mengiringi teh Ami sekeluarga. Amin.

Nggak lengkap kalau nggak masang foto bareng

Bandung, 190518

You May Also Like

0 komentar

©