#GameLevel9: Seni Menulis dan Terapi Hati (Day 10-Bunsay Pranikah Batch#3)

by - 10:57 AM


Eaaak, judulnya apa banget deh. Hahaha. Tapi inilah yang saya rasakan dan mungkin sebagian orang rasakan saat menulis. Saya pribadi merasa nulis laporan Bunsay jadi semacam terapi juga, walaupun wegaaaah-nya yaampun! Saya akui itu tapi setelahnya? Legaaaaa.... 

Seperti pagi ini, kebetulan saya lagi off nggak ada kegiatan ke luar rumah setelah dua hari kemaren pulang malem banget dan rada sorean kemudian pas pulang banget akhirnya ketiduran sambil nulis laporan bunsay kemudiaaan.... violaaa! Saya nggak sempet posting laporan dan bisa dipastikan di level ke-9 ini saya cuma dapet badge dasar, wkwk. 

Baiklah, aliran rasanya nanti aja, sih, ya.... Oke, tentang seni menulis, saya rasa ini bagian dari proses kreatif yang bisa dilakukan siapa pun. Jika tullisan diperuntukkan untuk bisnis atau lain-lain yang sifatnya formal gitu, saya rasa butuh kreatifitas dalam mengolah diksinya.
Beda lagi kalau tujuannya untuk melepaskan segala emosi jiwa yang ada di hati, nggak jadi masalah kalimat apa pun yang ada di otak langsung tulis aja tanpa terikat dengan aturan EBI atau lain-lainnya. Karena tujuannya, ya untuk terapi hati: mengeluarkan segala bentuk emosi yang terpendam.

Tapi, kalau saya pribadi mungkin karena udah kebiasaan nulis sesuai aturan EBI jadi agak-agak sanksi kalau penulisannya salah atau ada typo. Meskipun saya nggak ketat-ketat banget, sih. Artinya saya masih menggunakan banyak kata tidak baku dan ada beberapa typo tapi kalau nyadar biasanya saya langsung benerin bagian typo-nya, sih. 

Kalau kamu, sudah siap berkreasi dengan rangkaian diksi?

Postingan yang on progress

Bandung, 040818

You May Also Like

0 komentar

©