#GameLevel10: Asa Asih (Day 14-Bunsay Pranikah Batch#3)

by - 11:39 AM


Kali ini saya ingin bercerita tentang harapan yang kadang kendor gegara prasangka yang sebenernya bikin hati kita rusak, lho. Gimana nggak rusak, gegara prasangka ini kita jadi enggan untuk mencoba. So yeaah, cerita ini cukup mewakili apa yang ada di kepala saya saat ini.
***

ASA ASIH

Oleh: Agin Puspa

Tahun terakhir di SMA sudah dimulai. Baru saja dua minggu kegiatan belajar-mengajar dimulai, namun suasana ujian dan aroma seleksi perguruan tinggi sudah menjadi perbincangan siswa tahun terakhir. Termasuk Asih dan teman-temannya yang sudah mulai sibuk dengan berbagai bimbingan belajar di luar jam sekolahnya.

"Rena, kamu udah isi ini?" tanya Shela sambil menunjukkan kertas kosong yang berisi formulir rencana studi yang dibagikan guru BP mereka beberapa hari lalu.

"Sudah, rencananya hari ini mau dikumpulkan ke Bu Ninis. Kamu kok masih kosong, sih?" Rena balik bertanya.

"Hehe, masih bingung," jawab Shela. "Asih gimana?"

"Aku sebenernya pengen kuliah, tapi kayaknya nggak mungkin, deh. Anak tukang nasi kuning, punya kesempatan kuliah nggak ya...," lirih Asih.

"Bisa, lah!" seru Rena.

"Iya, bisa, Asih," Shela memberi dukungan.

"Sekarang kan ada beasiswa bidik misi atau beasiswa unggulan dari pemerintah, kamu bisa mengajukan ini, Asih," jelas Rena.

"Oh iya, kayaknya Bu Ninis pernah bilang soal ini, kan,ya!" sahut Shela.

"Aku hanya perlu coba aja, kan, ya?" tanya Asih lagi. "Rasanya udah pesimis duluan."

"Asih, selalu ada jalan untuk kebaikan. Kamu hanya harus berani mencoba," ujar Rena sambil menepuk bahu Asih. "Kamu juga, Shela," Rena merangkul kedua temannya.

"Iya, ya, harus berani coba!" ulang Asih.

"Yuk, kita berjuang dengan usaha terbaik kita di tahun terakhir ini!" sambut Shela.

Ketiganya kembali menuju kelas mereka karena jam pelajaran selanjutkan segera dimulai.
***
Bandung, 060918

You May Also Like

0 komentar

©