Nyicipin Daging Katsu dari Kimukatsu dengan Tingkat Kematangan Sesuai Selera
Long weekend lalu nyaris gak bisa nulis di blog gegara padat dengan jadwal liburan dan bebersih rumah. Sebenernya, liburannya cuman sehari aja, sih. Sisanya ketemu sama sohib-lah, beberes rumah-lah, sampai ‘nyuci’ mesin cuci, wkwk.
Libur panjang ini cukup melelahkan rupanya, efek sampingnya jadi mager mau duduk berlama-lama depan laptop karena badan udah nagih pengen rebahan. Oke-oke, jadi mari kita mulai bercerita~
Hari pertama libur yang bertepatan dengan hari Kamis, mas suami ngajakin saya buat jalan-jalan ke kota Bandung dengan menggunakan bus Trans Metro Pasundan. Berhubung lokasi rumah saya ada di Banjaran, sebenarnya kami punya dua opsi nih, bisa naik bus koridor 1D (Soreang-Leuwi Panjang) atau 3D (Baleendah-BEC).
Kalau naik bus koridor 1D kami masih harus naik lagi bus koridor 4D (Leuwi Panjang-Dago) untuk sampai di BEC (Bandung Electronic Center). Sedangkan kalau menggunakan koridor 3D, kami bisa langsung nyampe tanpa harus pindah-pindah bus. Walaupun memang agak lebih jauh aja jarak rumah menuju halte bus koridor 3D di Baleendah.
Jadilah, kami naik bus koridor 3D dari kabupaten Bandung menuju kota Bandung. Pengalamannya seru, ya, dan gak kepanasan selama perjalanan. Tempat duduknya nyaman, bersih, AC-nya dingin, dan kalau harus berdiri pun masih oke, asal jangan overcapacity aja karena ukuran bus-nya agak mini kayaknya, ya, gak sebesar bus DAMRI.
Perjalanan yang kami tempuh sekitar hampir 2 jam, sih, karena yaa namanya Bandung gak aneh lagi kalau gak terjebak macet di beberapa titik. Dari halte BEC kami jalan dulu tuh untuk ke mall BIP (Bandung Indah Plaza), orang Bandung atau yang pernah kuliah di Bandung pasti udah gak asing lagi sih sama tempat-tempat yang saya sebutin ini karena memang sangat terkenal di kota Bandung.
Tips paling penting buat pengguna bus Trans Metro Pasundan, siapkan kartu e-money dengan saldo yang cukup agar memudahkan pembayaran saat naik bus. Memang, sih, ada opsi pembayaran Q-RIS, tapi menurut saya transaksinya cukup ribet mengingat kalau di bus itu area gerak terbatas dan kurang stabil apalagi kalau sambil bawa balita atau anak-anak, lebih rempong lagi.
Kalau saya lebih nyaman menggunakan kartu e-money karena saat naik bus tinggal tap aja dan udah deh langsung cari tempat duduk. Lebih efisien dan efektif. Nah, tapi kalau pake kartu e-money hanya bisa digunakan oleh satu orang saja. Tarif bus Trans Metro Pasundan hanya Rp4.900. Jadi, pastikan untuk menyiapkan kartu e-money dengan saldo yang cukup.
Jalan-jalan Keliling BIP dan Berakhir di Kimukatsu
Gak banyak ambil footage, keburu laper, wkwk |
Sesampainya di BIP, kami jalan-jalan bentar dan mampir ke toko sepatu dan toko buku. Mas suami cukup heran dengan situasi mall saat ini, kalau menurutnya yang pernah nge-kos di sekitaran Dago, hari libur biasanya mall padat banget. Sedangkan kalau hari ini kami ke BIP, gak serame biasanya padahal tanggal merah.
Oh iya, disclaimer dulu, saya dan mas suami termasuk yang jarang jalan-jalan ke kota Bandung. Jadi, cukup heran aja melihat perubahan orang-orang yang dulunya mall selalu padat sekarang terbilang gak begitu rame seperti dulu. Sepertinya, pola belanja masyarakat udah berubah gak, sih? Jadi lebih seneng belanja online, gitu…
Kami tiba di BIP sudah lewat jam satu siang, tentu perut udah keroncongan dong, ya. Akhirnya, kami memutuskan untuk makan di Kimukatsu. Kimukatsu ini adalah restoran Jepang dengan menu utamanya berbagai jenis katsu. Ada juga menu selain katsu, seperti sushi, bento set, salad, appetizer, dan dessert.
Sebenarnya agak penasaran sama daging berlayer-nya yang memang jadi brandingnya resto ini. Tapi saya lebih penasaran lagi sama gyukatsu mereka karena bisa masak sendiri dan entah kenapa sepertinya lebih menggiurkan pas ngecek di media sosial tuh, wkwk.
Mas suami sempat bimbang mau pesen menu apaan karena dia pun serba penasaran, untungnya kami masih sadar diri dan inget saldo rekening belum se-sultan nasabah prioritas-nya BCA, wakakak.
Kami akhirnya memesan paketan Gyukatsu Cheese dan Garlic Pepper Cheese Gyukatsu dengan tambahan nasi dkk, dan stamina roll (sushi). Sedangkan minumnya ocha panas (free refill) dan lychee ocha. Saat disajikan, gyukatsunya masih dalam keadaan mentah dan di setiap meja tersedia tungku kecil untuk memasak gyukatsunya.
Jadi, kita bisa menyesuaikan tuh tingkat kematangan dagingnya mau segimana. Mau setengah matang ataupun matang, rasanya tetep enak. Daging sapinya lembut banget apalagi di balut keju… Beuhh, enak banget. Miso soup-nya juga gak kalah lezat, anget di perut.
Entah kenapa, menu Gyukatsu ini terasa lebih nikmat saat minumnya ocha panas. Ocha-nya enak, bukan tipe ocha-ocha-an yang rasanya aneh. Sedangkan kalau lychee ocha, rasanya lebih dominan rasa leci dan manis. Ini gak free refill, ya. Kalau yang ocha dingin baru bisa free refill.
Nah, untuk sushi-nya, ini enak juga, cuma gak begitu perhatiin isinya ada apa aja yang jelas pasti ada zukini, telur, dan lain-lainya gak tahu lagi deh. Tidak lupa cocolin sama saus mayo dan wasabi juga biar sensasi rasanya makin rame di mulut.
Ini gak nyesel sih makan di sini, cuma memang lumayan aja (buat kami, wkwk), ya, total yang kami bayar Rp281.000 udah sama pajak.
Setelah memastikan perut kenyang dengan makan siang tadi, kami akhirnya memutuskan untuk pulang aja karena memang sudah sore juga. Sekitar jam setengah empatan kami baru naik bus lagi dan pulang kembali di rumah saat maghrib tiba.
Begitulah, liburan hari pertama yang menyenangkan walaupun capek juga, ya… Masih ada beberapa hari lagi nih, nantikan cerita saya selanjutnya, ya.
Terima kasih sudah mampir dan baca sampai akhir. See you soon~
0 komentar