Mendidik dan Mengabdi

by - 3:43 PM


 Oleh : Agina Puspanurani



Indonesia membutuhkan perubahan yang dapat menggerakkan roda pemerintahan kembali berjaya. Perubahan tidak dapat terjadi jika para generasi muda hanya berdiam diri bahkan menjadi penonton kebobrokan negeri ini. Harus ada usaha keras dan aksi nyata agar terwujudnya perubahan kearah lebih baik. Terlebih lagi dengan perayaan Hari Pahlawan yang bertepatan pada 10 November, semangat yang diusung para pahlawan Indonesia seharusnya menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk terus membangun negeri ini.

Disinilah peran mahasiswa dipertanyatakan. Apakah title-nya sebagai mahasiswa layak disandang? Apa yang telah mereka lakukan setelah menjadi mahasiswa? Atau alih-alih sebutan mahasiswa hanya sebatas status untuk menyamarkan keadaan sesungguhnya sebagai pengangguran?. Tentu saja, mahasiswa bukan lagi anak sekolahan yang bertingkah ‘semau gue’ atau bertindak acuh dengan sekitarnya. Jika masih ada yang demikian, status kemahasiswaannya hanya berperan secara harfiah saja.

Lalu peran apa yang harus dilakoni sebagai mahasiswa? Melakukan demonstrasi? Tidak selamanya demonstrasi menjadi jawaban untuk menegaskan posisi mahasiswa dalam melakukan perubahan. Apalagi jika aksi demonstrasi itu diiringi dengan perusakan saran publik atau mengganggu ketertiban lalu lintas. Maka demonstrasi yang tadinya diniatkan untuk perubahan atau menentang kebijakan penguasa seolah menjelma menjadi aksi arogan bahkan terkesan premanisme.

Mari sejenak kita kaji lebih mendalam, ada banyak hal yang dapat dilakukan mahasiswa untuk membangun negeri ini sehingga terjadi perubahan. Salah satu pilihannya adalah mengabdi dan mendidik. mengabdi kepada masyarakat dimana mereka (mahasiswa) tinggal menjadi pilihan yang dapat dilakukan untuk membenahi sistem pemerintahan mulai dari tingkat karang taruna, RT/RW, bahkan desa. Begitupun dengan aksi-aksi sosial atau pembinaan yang melibatkan masyarakat sehingga mereka memiliki keahlian dari pengajaran/pelatihan yang dilakukan mahasiswa. Inilah salah satu usaha yang dapat dilakukan mahasiswa menuju perubahan secara nyata.

Selain itu, mendidik generasi penerus bangsa adalah upaya lain yang dapat ditempuh mahasiswa dalam membangun negeri. Jauh diberbagai pelosok negeri ini, masih banyak anak-naak Indonesia yang belum mengecap pendidikan secara layak. Kita tengok di pedalaman Sukabumi, Garut, Tasikmalaya dan daerah lainnya yang pernah ditayangkan media massa akhir-akhir ini, anak-anak harus menempuh ribuan kilometer bahkan nekat menyebangi sungai atau jembatan gantung yang tidak layak digunakan untuk sampai di sekolahnya. 

Kehadiran mahasiswa di tempat-tempat tersebut sangat dibutuhkan, inilah bentuk nyata yang seharusnya dilakukan mahasiswa untuk membangun negeri. Bukan hanya mengumbar aspirasi, atau berkoar-koar di depan gedung MPR/DPR melalui demonstrasi. Meskipun aksi tersebut tidak sepenuhnya disalahkan. Namun akan lebih baik jika usaha membangun negeri ini dilakukan mahasiswa dengan cara yang lebih bermanfaat melalui mengabdi dan mendidik masyarakat.[]

Artikel ini pernah dimuat pada Harian Umum Koran SINDO Jabar dalam rubrik Poros Mahasiswa Edisi Jumat 15 November 2013.

You May Also Like

0 komentar

©