Lesu Nulis #LASTJOURNEY, Lanjut Gak Ya?

by - 8:23 AM


Baiklah, lewat postingan ini saya akui bahwa saya memang lagi lesu untuk lanjutin naskah #LASTJOURNEY. Naskah yang direncanakan akan saya ajukan ke salah satu penerbit mayor dengan deadline pertengahan Desember ini. Oh yeaah! Bener-bener menguras emosi jiwa deh nulis naskah ini. Ya ampuuun lebay gitu sih, Gin?! Eh, serius deh... Saya ngerasain feel nulis yang naik-turun kadang semangat banget nulisnya kadang kendor banget--kayak sekarang ini. Hiks.

Pengalaman saya nulis naskah novela Symphony in Love (yang akan segera diterbitkan Bentang Pustaka lewat Google Play Books), nggak se-lebay ini deh. Hahaha. Apa karena genre naskah yang berbeda ya? Entahlah, kok ya rasanya nulis Last Journey banyak banget rintangannya. Ada sih progresnya tapi lesuuuuu dan lambat baangeeetttt. Sehari paling banyak tuh dua halaman aja, padahal target saya satu hari minimal lima sampai sepuluh halaman gitu deh. Biar cepet selesai. Ekspektasinya gitu sih.

Sayangnya, kondisi saya yang sering banget nurutin mood bikin kegiatan menulis ini serba nggak konsisten. Sebenernya ide awal naskah ini udah ada sejak tahun 2013-2014 saat saya lagi jenuh-jenuhnya ngerjain skripsi dan berbagai persyaratan untuk menuntaskan S1. Tapi baru bener-bener terealisasi nulisnya awal tahun 2016. Tahun 2013-2014 itu saya baru nulis sinopsis dan outline awal dari naskahnya.

Selama tahun 2015, naskah ini sama sekali nggak saya sentuh karena saya sibuk kerja, wkwk. Serius ini mah, saya bener-bener sibbuuuuukk bangeet kerja bahkan sampai waktu me-time aja harus nyolong-nyolong gitu deh. Nasiiibbb pekerja, hahaha. Nah, sejak saya resign akhir tahun 2015 barulah saya punya free-time buat mengerjakan hal-hal yang menyenangkan menurut saya.

Awal tahun 2016 saya merasa sangat produktif menulis, sayangnya jelang akhir tahun ini saya mulai lesu nih. Padahal saya cukup optimis kalau naskah Last Journey memenuhi kriteria yang penerbit itu cari. Apalagi cerita yang saya tawarkan pun cukup unik, selain berfokus sama kisah cinta para tokoh utama.

Oh iya, seorang penulis yang sudah pengalaman dan saya kenal sama penulis ini lewat sebuah grup facebook, dia bilang untuk membangun chemistry dengan para tokoh fiktifnya, dia sampai bikin biodata singkat dan mencari sosok real-nya dari artis-artis korea. Menurutnya, hal ini sangat membantu dia untuk menggambarkan lebih nyata tentang si tokoh saat mereka saling berinteraksi dalam karyanya.

Well, saya pun pernah melakukan ini untuk naskah-naskah saya yang sudah rampung dan memang cukup membantu sih. Hehe. Akhirnya, saya pun akan melakukan hal yang sama untuk naskah Last Journey. FYI, naskah ini sudah pernah saya posting di wattpad loh.... Tapi baru sampai BAB berapa gituuu yaa.... Jika berminat boleh banget dong mampir di sini. (langsung klik aja yess! :D)

Ini dia cast yang menurut saya cocok dengan bayangan saya tentang tokoh-tokoh Last Journey. Entah kenapa kali ini saya nyari cast-nya pake artis dan aktor Indonesia. Rasanya saya bosen kalau pake artis Korea mulu, sekarang pengen pake produk lokal aja, wkwkwk.

SPOILER LAST JOURNEY

Gaya amaaat siih pake spoiler segala yaaaa, wkwk. Bodoo amat deh! Suka-suka saya dong, Hahaha. Okeh, balik ke topik tulisan saya. Last Journey ini menceritakan tentang seorang reporter wanita berusia 28 tahun bernama Jani yang selalu teringat dengan janji di masa lalunya dengan seseorang. Kenangan masa lalu itu semakin kuat saat ia kembali ke Indonesia setelah masa tugasnya di luar negeri bersama partner kerjanya--Bowo.

Belum lagi, ada rekan kerjanya yang tiba-tiba mengajak Jani untuk melakukan perjalanan hidup bersama-sama. I mean, dia ngajakin Jani untuk menikah! Di saat yang bersamaan orang di masa lalu Jani tiba-tiba muncul sebagai patner reporternya untuk konsep baru program televisi Around The World. Jadilah, Jani dilanda kebimbangan yang luar biasa, antara memulai perjalanan baru dengan orang baru atau melanjutkan perjalanan yang tertunda dengan orang di masa lalu.

Di samping itu, ada Nirvana--seorang eksekutif produser sekaligus atasan Jani yang juga udah memendam perasaannya sejak lama kepada Prama. Nirvana yang workaholic memang nggak terlalu mementingkan masalah percintaan. Baginya, karir dan pekerjaan nomor satu. Sampai akhirnya dia sadar, kalau usianya sudah kepala tiga dan tuntutan untuk menikah dari keluarganya semakin kuat. Akhirnya, Nirvana memutuskan untuk menyatakan perasaan selama bertahun-tahun kepada Prama.

Sayangnya, setiap rencana seringkali tidak selaras dengan keinginan. Pada akhirnya, keempat orang itu tetap harus menjalani kehidupan mereka sekalipun bukan yang mereka inginkan. Namun mereka harus memutuskan. Bagaimanapun, hidup adalah sebuah pilihan. Dan mereka harus memutuskan jalan hidupnya.

Cast dari Last Journey
Jadi begitulah curhatan pagi ini dari seorang penulis yang moody-an. Semoga setelah ini makin semangat membara untuk menyelesaikan Last Journey. Uhuk, Aamiin. Ah, saya mau mandi dulu biar syeegeerr. See you~~

Minggu yang masih dingin, 111216

You May Also Like

0 komentar

©