#GameLevel10: Bisa Karena Biasa, Dek! (Day 4-Bunsay Pranikah Batch#3)
Selamat siang!
Di sela-sela kegiatan saya yang aduhay, saya nyuri-nyuri waktu supaya bisa nyetor tugas Bunsay nih. Mulai level ini saya bertekad untuk nggak ngelama-lamain nyetor tugas kalo udah ada waktu senggang. Alhasil, seperti siang ini, deh. ALhamdulillah.
Btw, cerita ini terinspirasi dari pengalaman saya yang memang ingin menguasai satu skill dan merasa kesulitan. Insight yang saya dapatkan adalah kemampuan itu bisa kamu dapatkan saat kamu sudah terbiasa dengan cara latihan. Kemampuan apa pun.
Jadilah, dongeng kali ini yang saya tulis seperti demikian. Selamat membaca!
Di sela-sela kegiatan saya yang aduhay, saya nyuri-nyuri waktu supaya bisa nyetor tugas Bunsay nih. Mulai level ini saya bertekad untuk nggak ngelama-lamain nyetor tugas kalo udah ada waktu senggang. Alhasil, seperti siang ini, deh. ALhamdulillah.
Btw, cerita ini terinspirasi dari pengalaman saya yang memang ingin menguasai satu skill dan merasa kesulitan. Insight yang saya dapatkan adalah kemampuan itu bisa kamu dapatkan saat kamu sudah terbiasa dengan cara latihan. Kemampuan apa pun.
Jadilah, dongeng kali ini yang saya tulis seperti demikian. Selamat membaca!
***
Bisa Karena Biasa, Dek!
Oleh: Agin Puspa
"Wah! Tulisan tangan Kakak kok bagus banget!" Rio takjub saat melihat huruf tegak bersambung yang terukir di atas kertas milik Rosa---kakaknya.
"Iya, dong!" sahut Kakaknya sambil tersenyum.
"Beda banget sama tulisanku...," ujar Rio sambil memperlihatkan tulisan tangannya yang berisi soal matematika kelas 5 SD.
Rosa melirik sejenak," Ah, itu cuma kurang rapi aja, Yo."
"Hmm, iya juga, sih...," Rio mengeryitkan dahi. "Kayaknya, susah banget buat nulis rapi, apalagi sambil didikte Bu Guru."
"Bisa kok," sahut Rosa sambil asik menulis beberapa jawaban soal yang ia dapatkan dari buku pelajarannya.
"Gimana caranya, Kak?" tanya Rio antusias.
"Latihan terus. Bisa karena biasa, Dek!" jawab Rosa tegas dan penuh semangat.
"Kalau gitu, kak Rosa mau nggak bantu aku untuk belajar nulis yang rapi setiap hari?" pinta Rio kepada kakaknya yang baru saja menginjak tingkatan sekolah menengah atas.
"Wah, kakak seneng banget keinginan belajar nulis ini datang dari dirimu sendiri!" seru Rosa. "Besok, sehabis mengerjakan PR, kita latihan menulis setiap hari, ya!"
Rio mengangguk penuh semangat. Ia senang sekali memiliki kakak seperti Kak Rosa.
***
Bandung, 270818
0 komentar