#GameLevel10: Kenapa Harus Sedekah, Ma? (Day 1-Bunsay Pranikah Batch#3)
Baiklah, tantangan kelas Bunsay level 10 ini adalah mendongeng atau bikin dongeng yang sesuai dnegan value keluarga. Btw, sebagai yang single saya sempat bingung untuk membuat tantangan ini. Beberapa teman di grup Bunsay Pranikah ngasih ide untuk saling cerita tentang hal-hal yang dialami kemudian dibuatkan dongeng yang berkaitan dengan problem-nya.
Tapi, saya kepikiran lain, sih... Saya lebih pengen bikin dongen yang saya tulis sendiri tentang berbagai value of life yang ingin saya terapkan jika di masa depan saya memiliki anak. Meskipun, sekarang ini ada banyak cerita bergizi yang bisa dinikmati anak-anak, ya? Tapi, entah mengapa, ternyata... bikin cerita sendiri kok lebih asyik, ya! HAHAHA.
Sepertinya, nggak masalah, ya, kalau saya mulainya random dalam arti cerita yang saya tulis di hari pertama tantangan Bunsay ini mungkin bukan hal yang paling utama yang harus dipahami anak-anak usia lima tahun ke bawah. So, inilah cerita yang saya tulis berkenaan dengan sedekah.
Oh, iya... kenapa saya pengen mengangkat tema sedekah ini? Sebenarnya, bukan cuma buat anak-anak sih... kadang sebagai orang dewasa pun rasanya ada aja alibi untuk menomorduakan sedekah. Apalagi waktu duit di dompet tinggal segitu-gitunya. Padahal, dalam keadaan apa pun anjuran untuk sedekah dan infaq sudah seharusnya kita lakukan.
Bukankah Allah menjamin akan lipat gandakan rezeki serta kebaikan untuk kita? Saya agak lupa. sepertinya ini ada di dalam Al-Quran QS. Al-Baqarah atau QS. Ali Imran gitu yaa... Tapi lupa ayatnya. *Kayaknya harus ngaji lebih dalem lagi nih, hehehe
***
Tema: Sedekah
Untuk Usia: 6 Tahun ke Atas (usia SD) yang sudah mengerti konsep uang
KENAPA HARUS SEDEKAH, MA?
Oleh: Agin Puspa
sedekah, yuk! |
Siang hari sepulang sekolah, Dira bergegas menuju meja makan. Menu makanan sayur bayam dengan jagung manis dan tahu goreng sudah tersaji.
Mama ikut mendampingi Dira makan siang, sesekali mereka bercakap dengan hangat.
"Ma, aku boleh nggak libur dulu sedekahnya?" tanya Dira yang hampir menghabiskan makan siang.
"Kenapa harus libur? Uangnya habis buat jajan, ya?" selidik Mama sambil menyipitkan mata.
"Enggak, Ma.. Uangku masih ada, kok," bela Dira. "Tapi aku juga mau nabung, Ma... Kalau aku harus sedekah, aku nggak bisa nabung dong?"
"Eh, Dira tahu nggak.... Sedekah itu juga tabungan, lho. Tabungan kebaikan kita yang dicatat sama Allah," sahut Mama.
"Memberikan uang Dira untuk sedekah kepada orang-orang tidak mampu, tidak akan membuat Dira jadi kekurangan uang bahkan jatuh miskin. Justru, Allah menjanjikan rezeki yang berlipat," lanjut Mama lagi.
"Tapi, uangku tetap berkurang kan, Ma? Iya, kan?" sergah Dira.
"Betul, uang Dira saat ini memang jadi berkurang karena digunakan untuk sedekah. Tapi apakah Dira jadi tidak punya uang sama sekali?" tanya Mama.
"Hmm... Sepertinya nggak juga, sih. Ah, Dira ingat... Kemarin Dira sedekahkan uang jajan Dira untuk korban gempa bumi di Lombok. Terus, waktu kemarin Nenek datang ke sini, Dira dikasih sepuluh ribu buat jajan. Lebih besar dari uang jajan Dira yang dikasih Mama, hihihi," Dira cekikikan girang.
"Nah, itu yang Mama maksud kalau Allah akan memberikan rezeki yang berlipat saat Dira sudah bersedekah dengan ikhlas. Uang jajan yang dikasih dari Nenek itu adalah rezeki Dira yang asalnya dari Allah, Nak," ujar Mama sambil membereskan meja makan.
"Kalau gitu, Dira mau rutin sekedah, Ma. Biar Allah makin menambah rezeki Dira!" sahut Dira penuh semangat.
Mama ikut mendampingi Dira makan siang, sesekali mereka bercakap dengan hangat.
"Ma, aku boleh nggak libur dulu sedekahnya?" tanya Dira yang hampir menghabiskan makan siang.
"Kenapa harus libur? Uangnya habis buat jajan, ya?" selidik Mama sambil menyipitkan mata.
"Enggak, Ma.. Uangku masih ada, kok," bela Dira. "Tapi aku juga mau nabung, Ma... Kalau aku harus sedekah, aku nggak bisa nabung dong?"
"Eh, Dira tahu nggak.... Sedekah itu juga tabungan, lho. Tabungan kebaikan kita yang dicatat sama Allah," sahut Mama.
"Memberikan uang Dira untuk sedekah kepada orang-orang tidak mampu, tidak akan membuat Dira jadi kekurangan uang bahkan jatuh miskin. Justru, Allah menjanjikan rezeki yang berlipat," lanjut Mama lagi.
"Tapi, uangku tetap berkurang kan, Ma? Iya, kan?" sergah Dira.
"Betul, uang Dira saat ini memang jadi berkurang karena digunakan untuk sedekah. Tapi apakah Dira jadi tidak punya uang sama sekali?" tanya Mama.
"Hmm... Sepertinya nggak juga, sih. Ah, Dira ingat... Kemarin Dira sedekahkan uang jajan Dira untuk korban gempa bumi di Lombok. Terus, waktu kemarin Nenek datang ke sini, Dira dikasih sepuluh ribu buat jajan. Lebih besar dari uang jajan Dira yang dikasih Mama, hihihi," Dira cekikikan girang.
"Nah, itu yang Mama maksud kalau Allah akan memberikan rezeki yang berlipat saat Dira sudah bersedekah dengan ikhlas. Uang jajan yang dikasih dari Nenek itu adalah rezeki Dira yang asalnya dari Allah, Nak," ujar Mama sambil membereskan meja makan.
"Kalau gitu, Dira mau rutin sekedah, Ma. Biar Allah makin menambah rezeki Dira!" sahut Dira penuh semangat.
***
Bandung, 240819
0 komentar