Anak-anak Kiarakoneng I |
Minggu pagi (hari
minggu kedua di Talagasari), saya, Dini, Epon dan Kang Leman sudah siap dengan
baju olahraga kami. Kami yang udah kece-kece tapi belum mandi ini, menunggu
anak-anak Kiarakoneng II yang sejak minggu kemarin selalu mengajak kami untuk
lari pagi. Pagi ini, tanpa membuat mereka menunggu lagi (minggu kemarin
gara-gara bangun kesiangan, sebagian anak-anak meninggalkan kami dan memilih
jalan duluan). Tapi pagi ini, dengan sigap kami sudah berdandan rapi.
Gara-garanya sih, kemaren malem kami udah tidur dari jam 21:00 WIB jadi paginya
bener-bener fresh.
Posko hanya menyisakan
enam orang makhluk-makhluk. Ditambah satu orang dari kelompok tetangga
(pacarnya Mardi),jadi ada lima orang. Agak sepi sih, karena tiga orang lainnya
harus balik Bandung dulu untuk beberapa alasan. Pagi itu, hanya kami berempat
yang ikut lari bersama anak-anak. Sedangkan tiga lainnya (Jay, Mardi dan
pacarnya) ada di posko untuk berjaga.
Lari pagi bersama |
Pagi ini, kami lari ke
Lapangan Sepakbola yang jaraknya ga jauh dari Dusun 2. Tapi karena malamnya
hujan deras, jalanan menuju ke lapangan becek dan licin luar biasa. Dini dan
Epon memutuskan untuk kembali ke posko, sedangkan saya dan Kang Leman masih
terus ngikutin anak-anak dari belakang sambil pilih-pilih jalan yang agak layak
–walaupun tetep licin juga-. Jalanannya ngelewatin hutan-hutan gitu tapi ga
terlalu rimbun. Ehem, suasana alam seperti ini jadi mengingatkan saya sama Phi.
Dia paling suka diajak adventure begini. Coba dia ada di tempat yang sama kaya
saya. Mungkin ada banyak cerita lagi. *Oke, skip*
Alhasil, pulang dari
Lapangan kaki saya bentol-bentol kena gigitan semut dan bonus plus-plusnya
ujan-ujanan di pagi hari (tau aja kalo saya belum mandi gitu -_____-‘). Ga tahu
jenis semut apa. Kayanya saya ga sadar nginjek sarang semutnya, langsung mereka
nyerang kaki saya. Kaki saya bener-bener perih digigitin semut itu. Perihnya
sekitar 10-15 menit, setelah dicuci bersih pake air perihnya ilang tapi
bentolnya masih ada. Setelah satu jam kemudian, bentol dan gatelnya ilang
dengan sendirinya tanpa pake apa-apa. Oke, semutnya memang semut gede sih.
Wajar kalo bentolnya juga gede. Haha.
Lihat-lihat Betol-bentol gedenya. Haha. |
Tentang
Celotehan Anak-anak
Setelah lari pagi, jam
10:00 WIB saya udah janjian sama anak-anak untuk bersih-bersih di Balai
Musyawarah Dusun 2 yang biasanya dipakai ngajar anak-anak PAUD. Sambil
bersih-bersih, Ima, Lia, Endah dan Sintia terus nanyain tentang kaka-kaka KKM
yang pulang ke rumahnya. Terlebih lagi mereka mengetahui rencana kepulangan
Dini ke Bandung untuk beberapa hari kedepan. (Percakapannya udah saya translate
ke bahasa Indonesia yaa, aselinya saya sama anak-anak sini ngobrol pake bahasa
sunda)
Bersih-bersih Balai Musyawarah |
“Teh, kenapa pada
pulang sih? Disini aja …” tanya Lia sambil ngepel.
“Kan kaka-kaka KKM
punya urusan lain selain mengabdi disini,” jawab saya ikutan ngepel juga.
“Teteh mau pulang
juga?” tanya Ima.
“Iyalah, pulang pada
waktunya, akhir bulan nanti …” jawab saya sambil bersih-bersih.
“Ah, teteh mah jangan
pulang ya… Akhir bulan nanti juga, biarin yang lainnya pulang, Teteh mah jangan
pulang ya …” rajuk Endah.
Saya cuma bisa senyum
aja, tanpa mengiya atau meng-tidakkan. Haha. Aah, anak-anak ini … saya sangat
bersyukur mereka nyaman berada di dekat saya. Terlebih lagi ketiga anak ini
adalah anak-anak Dusun 2 yang pertama kali saya kenal, begitupun dengan mereka.
Seperti ada ikatan emosional yang terjalin gitulaah. Senang sekali, menjadi
orang yang di-favoritkan anak-anak dan mereka hanya mau diajar plus
bareng-bareng sama saya. Hihihi.
Celotehan mereka adalah
kekuatan saya untuk tetap bertahan. Entah kenapa, saya harus bertahan sampai
akhir hanya untuk anak-anak Kiarakoneng I. Saya bahagia bersama mereka dan
lebih bahagia lagi karena tahu bahwa merekapun bahagia bersama saya. Aah,
Talagasari mencatat banyak kisah. Buat saya, satu bulan ini adalah kesempatan
paling berharga untuk terus belajar memantapkan diri.
-Talagasari, 090314-