Tulisan kali ini cukup bikin saya banyak merenung untuk benar-benar memahami diri saya tentang kesiapan memiliki anak. Yap, triggering-nya saat mendapatkan potongan-potongan podcast Nikita Willy bersama dr. Elvine Gunawan, Sp. KJ yang membahas tentang dampak psikologis yang terjadi pada ibu baru setelah melahirkan.
Alhasil, saya langsung mampir aja deh ke YouTube channel-nya Nikita Willy Official dan mendengarkan materi berbobot selama 40-an menit. Pembahasannya membuka wawasan dan memantik rasa empati dalam diri tentang betapa baby blues itu terjadi pada banyak ibu baru dan tidak boleh dianggap sepele. Yuk-lah mari kita bahas~
Tidak Perlu Menampik, Drama setelah Melahirkan Nyata Adanya
Sumber: YouTube channel Nikita Willy Official |
Memiliki seorang anak memang sebuah anugerah dan berkat dari sang Maha Kuasa karena telah menitipkan buah hati kepada sepasang suami istri. Pernyataan ini bukan berarti menjadikan si ibu harus selalu sekuat baja dan gak boleh merasa stres.
Nah, pertanyaan dari Nikita diawali dengan “Kenapa harus mempersiapkan mental sebelum menjalani program hamil? Kenapa kesiapan mental seorang ibu itu penting?”.
Jawaban dari dr. Elvine, “karena menjadi ibu itu tidak mudah, berbagai drama setelah melahirkan mulai bermunculan seperti urusan menyusui, ibu kurang tidur, berbagai stigma sosial, serta omongan orang sekitar yang bisa menyinggung si ibu”.
Kunci penting untuk mengatasi drama-drama setelah melahirkan adalah support system dari orang-orang terdekat si ibu, dalam hal ini adalah sang suami atau keluarga terdekat yang bisa membantu sang ibu melalui masa-masa sulit sebagai new mom.
Laman Healthline menyebutkan, baby blues adalah periode singkat yang terjadi setelah melahirkan yang dipenuhi rasa sedih, cemas, stres, dan perubahan suasana hati. Baby blues biasanya terjadi beberapa hari setelah melahirkan.
Para dokter belum mengetahui secara pasti apa penyebab dari baby blues. Setelah melahirkan, tubuh akan mengalami fluktuasi hormon secara ekstrem–yang sebenarnya berfungsi untuk membantu tubuh agar cepat pulih, seperti mengecilkan rahim ke ukuran normal dan meningkatkan laktasi.
Efek dari lonjakan hormon ini dapat mempengaruhi pola pikir ibu setelah melahirkan. Belum lagi diperparah dengan rutinitas dan gaya hidup yang berubah drastis saat memiliki bayi new born. Keseluruhan faktor inilah yang akhirnya memicu baby blues pada seorang ibu.
Menurut dr. Elvine, dari semua jurnal dan penelitian disebutkan jika seorang ibu memiliki support system yang baik maka kondisi baby blues ini akan sangat berkurang dan lebih cepat hilang. Hampir 70-80% wanita akan mengalami baby blues setelah melahirkan terutama pada kehamilan dan kelahiran anak pertama.
Selain baby blues, ada beberapa mental illness yang mungkin terjadi pada new mom, diantaranya:
- Postpartum Depression. Gangguan psikologis ini lebih berat dari baby blues. Ibu yang mengalami ini dapat memiliki rasa bersalah atau penyesalan yang mendalam, kerap kali tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari termasuk merawat dirinya dan bayinya sendiri.
- Postpartum Anxiety. Gangguan psikologis berupa ketakutan atau kekhawatiran berlebihan yang terjadi kepada ibu setelah melahirkan.
- Psikosis Postpartum. Gangguan psikologis ini memang jarang terjadi, ganguan ini tergolong berat. Ibu yang memiliki gangguan ini dapat mengalami gejala seperti halusinasi dan gangguan persepsi. Ibu dengan keadaan demikian harus segera mendapatkan pengobatan karena berisiko mencelakai dirinya, bayinya, ataupun orang di sekitarnya.
Beberapa ciri baby blues yang terjadi pada ibu pasca melahirkan, yaitu:
- Perasaan yang tidak baik-baik saja setelah melahirkan.
- Perasaan cemas yang tidak menentu.
- Paling parahnya, jika sudah mendengar bisikan-bisikan tidak nyata maka harus segera mendapat pertolongan dari dokter kejiwaan.
Perasaan tidak baik-baik saja dan perasaan cemas ini perlu disampaikan kepada orang terdekat agar mereka dapat membantu sang ibu menghadapi masa-masa berat ini. Bantuannya dapat berupa merawat bayinya sementara sehingga si ibu bisa beristirahat lebih banyak.
Gangguan psikologis pada ibu bisa disembuhkan jika penanganannya cepat dengan cara mendatangi psikolog klinis, psikiater, atau tenaga ahli yang dapat segera dijangkau.
Jika tidak segera ditangani, nantinya akan berefek pada enam bulan berikutnya saat MPASI dimulai karena emosi ibu semakin meledak tidak stabil.
Hal ini pastinya akan berimbas pada anak karena sang ibu yang seharusnya semakin memiliki bonding dengan anak, justru sang ibu tidak dapat mengekspresikan dengan tepat. Jadinya, ibu tidak memiliki kesadaran bahwa anaknya sangat membutuhkan dirinya.
Peran Support System yang Ada di Lingkungan Terdekat
Sumber: YouTube channel Nikita Willy Official |
Ibu yang baru melahirkan pun perlu menyadari jika dirinya ada di momen sulit dan membutuhkan bantuan. Sebaiknya, memang memiliki orang-orang terdekat yang bisa memberikan bantuan pada sang ibu.
Paling penting, para suami bisa memberikan ruang bagi sang ibu untuk menuntaskan urusannya di kamar mandi. Sedangkan jika ada yang bisa membantu urusan rumah seperti beres-beres, mencuci baju, dan lain sebagainya akan sangat membantu si ibu dalam proses menjadi new mom.
Rutinitas yang sama dan kelelahan dalam mengurus bayi dapat teratasi saat ibu memiliki waktu yang cukup untuk tidur dan beristirahat. Pemicu stres yang dialami oleh ibu baru salah satunya karena tidak mendapatkan tidur dan istirahat yang cukup.
Well, sebenarnya bincang-bincang Nikita Willy dan dr. Elvine ini masih panjang. Tulisan ini mungkin baru seperempatnya aja dari isi podcast tersebut. Saya sih sangat merekomendasikan podcast ini agar bisa didengarkan oleh suami-istri baru yang sedang mempersiapkan kehamilan atau bahkan sedang menanti kelahiran anak pertama.
Saya memang belum menjadi seorang ibu, namun rasanya sudah sedikit paham bahwa melalui masa-masa kehamilan, melahirkan, sampai membesarkan anak tidak bisa dilakukan secukupnya bahkan seadanya saja. Suami dan istri perlu beriringan dan saling memahami kondisi yang akan dihadapi.
Mari terus bertumbuh menjadi manusia yang bijak dan penuh kesadaran bahwa anak-anak kita membutuhkan orang tua yang mau belajar parenting dan sedikit demi sedikit mengaplikasikannya dalam pengasuhan. Semangat terus buat para calon ibu dan calon ayah dimanapun kalian berada~