Sejatinya, manusia memang butuh untuk belajar dan mengembangkan dirinya tanpa terikat oleh usia ataupun waktu. Masa-masa sekolah mungkin menjadi masa yang paling pesat menerima banyak pengetahuan dan akhirnya membentuk cara berpikir kita hari ini.
Seiring bertambah usia, beberapa orang mungkin terjebak dalam lingkaran aktivitas yang itu-itu saja. Sampai rasanya sudah hafal dan menjadi rutinitas yang tahu-tahu menjemukan pada satu titik tertentu. Iya, disinilah kita akhirnya merasa tidak lagi berkembang dan rasanya sulit untuk keluar dari lingkaran yang sudah menjadi kebiasaan.
Seiring bertambah usia, beberapa orang mungkin terjebak dalam lingkaran aktivitas yang itu-itu saja. Sampai rasanya sudah hafal dan menjadi rutinitas yang tahu-tahu menjemukan pada satu titik tertentu. Iya, disinilah kita akhirnya merasa tidak lagi berkembang dan rasanya sulit untuk keluar dari lingkaran yang sudah menjadi kebiasaan.
Self-improvement, terdengar familiar bukan? Inilah konsep yang idealnya kita miliki di usia dewasa ini. Usia dimana secara nalar sudah berkembang dan pikiran sadar sudah sepenuhnya terkendali. Sebenarnya, gak hanya usia yang sudah dewasa, jauh lebih baik jika konsep ini dimiliki sedari dini agar rasa ingin belajar terus bertumbuh.
Sejatinya, manusia memang butuh untuk belajar dan mengembangkan dirinya tanpa terikat oleh usia ataupun waktu. Masa-masa sekolah mungkin menjadi masa yang paling pesat menerima banyak pengetahuan dan akhirnya membentuk cara berpikir kita hari ini.
Sejatinya, manusia memang butuh untuk belajar dan mengembangkan dirinya tanpa terikat oleh usia ataupun waktu. Masa-masa sekolah mungkin menjadi masa yang paling pesat menerima banyak pengetahuan dan akhirnya membentuk cara berpikir kita hari ini.
Mengembangkan diri sebaiknya dimulai sesegera mungkin, karena kehidupan ini berjalan amat cepat dan agar kita tidak terjebak dalam kehidupan sehari-hari yang begitu saja. Beberapa alasan tentang kenapa self-improvement ini sangat kita butuhkan, diantaranya:
- Self-improvement mengantarkan kita untuk lebih mengenal diri, pola pikir, perasaan, dan potensi yang ada dalam diri kita. Mungkin sebelumnya kita tidak menyadari bahwa kita cukup berbakat dalam satu atau beberapa bidang, dengan keinginan kuat untuk menggali potensi diri maka nantinya akan mengantarkan kita menjadi manusia yang lebih sadar dengan hal itu.
- Self-improvement akan menuntun kita pada tujuan yang ingin kita wujudkan. Utamanya, kita akan sampai pada pemahaman dan mampu mengukur sejauh mana kemampuan ini bisa kita maksimalkan.
- Jangan anggap sepele, ternyata self-improvement memberikan dampak positif bagi kesehatan mental kita. Kita akan lebih terampil mengelola stres, menghindari depresi, dan lebih mencintai diri sendiri.
- Self-improvement rupanya akan membuka jalan baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dengan cara ini, seseorang akan lebih siap dan punya peluang yang besar untuk menjadi individu yang lebih baik lagi.
Free Writing dan Menulis Diary untuk Self-Improvement
Sumber: Pexels/Vlada Karpovich |
Salah satu dari sekian banyak cara untuk mengembangkan diri adalah kegiatan menulis. Eh, menulis memang bikin diri kita berkembang? Eits, jangan salah, sekalipun mungkin aktivitas menulis ini terlihat mudah, namun dibalik itu semua, kegiatan menulis ini justru memberikan banyak hal positif bagi diri kita.
Oke, kita gak dulu ngobrolin tentang teknis menulis, ya. Sebenarnya dengan teknik free writing aja, kita bisa merasakan manfaat dan lambat laun dapat menggali potensi diri lewat tulisan.
Free writing artinya menulis bebas, maksudnya penulis bisa menuliskan apapun yang terlintas dalam benaknya dengan mengabaikan unsur editing, sinkron tidaknya isi kalimat, atau hal-hal yang membatasi diri saat menulis.
Free writing ini bisa dilakukan setiap hari dengan maksimal durasi 10 menit. Tujuan utama dari kegiatan menulis ini adalah untuk membangun kepercayaan diri sehingga tidak takut atau cemas dalam menyampaikan isi pikirannya melalui tulisan.
Semakin terlatih melakukan free writing, sangat terbuka untuk nantinya dapat menulis cerpen, novel, atau mungkin artikel yang lebih bermakna. Pada akhirnya, kegiatan menulis ini akan membawa kita menuju potensi diri yang ternyata begitu besar.
Beberapa dari kita mungkin juga gak asing lagi dengan kegiatan menulis diary, kan? Mungkin kita juga masih ingat, dulu kita rela menabung uang jajan untuk membeli buku diary yang lengkap dengan gembok kecil untuk menghindari buku ini dibaca oleh orang lain.
Jika dirasa teknik free writing ini masih terasa asing, kita bisa mulai menulis diary/journal yang berisi kegiatan sehari-hari, perasaan yang kita alami, sampai problem yang kita hadapi dan bagaimana cara kita mengatasinya.
Cukup luangkan waktu 10-15 menit saja untuk menuliskan perasaan hari ini di sela-sela aktivitas domestik atau publik.
Biar lebih semangat, langsung aja cari buku-buku diary/journal yang lucu-lucu di e-commerce. Bisa juga menulisnya secara digital melalui google document atau mencari template Canva yang menggemaskan. Rasanya pasti akan semakin spesial, deh.