Alhamdulillah game level 5 sudah terlewati, tapi kondisi saya bener-bener nggak fit sejak beberapa hari lalu dan baru punya kekuatan dan kemauan untuk nulis aliran rasa hari ini, di hari terakhir pengumpulan. 

Selama menjalani tantangan membaca ini, saya merasa enjoy aja selama bukunya sama-sama enjoy. Sayangnya, ada beberapa buku yang saya baca 3-4 hari ini mengindikasikan kalau cerita yang disajikan kurang menarik buat saya. Dari lima buku yang saya baca, empat buku diantaranya saya selesaikan selama 3-4 hari karena bener-bener merasa alur ceritanya terlalu membosankan.

Sedangkan satu bukunya, saya lalap kurang dari sehari karena terbawa suasana asyik yang disajikan penulisnya. Bener-bener deh, buat saya pribadi alur cerita yang menarik ini sangat penting. Saya kembali menemukan ketertarikan yang sama dari buku If You Come Back karya Evril. Ceritanya menarik dan konfliknya (meskipun memang drama) tapi saya terhanyut sama kisahnya. Buku ini sukses saya khatam-kan pada hari kedua.

Akhirnya, saya dapet lagi badge Outstanding Performance setelah di bulan sebelumnya sempet loyo dan entah kenapa kok males-malesan nulis laporan di blog. Semoga di level selanjutnya semangat saya naik lagi. Semangaaat!

Bandung, 250318

Alhamdulillah, hari ini bisa tamat bacakisahnya Winnie si Penyihir dan kucing hitam peliharaannya yang bernama Wilbur. Rasanya pengen banget punya temen penyihir kayak Winnie, Winnie juga baik sama temennya. Terutama, dia selalu punya ide yang konyol di awal dan berkesan di akhirnya.

Oh, iya saya mau sedikit cerita tentang kisahnya Winnie yang judulnya Winnie dan Hari Buku. Itu nyeritain saat Winnie dateng ke perpustakaan dan sedang ada hari buku. Winnie diminta jadi pendongeng karena pegawai perpus kekurangan orang dan anak-anak banyak yang datang.

Alhasil, Winnie malahan menyulap tokoh-tokoh di dongeng muncul di perpustakaan dan mendatangkan roket juga! Gegara ini Winnie jadi dimarahin sama pegawai perpusnnya karena bikin kegaduhan, tapi anak-anak justru seneng dengan hal yang dilakukan Winnie.

Nah, kalau cerita terakhir judulnya Winnie Ikut Balap Mobil. Ini menceritakan keinginan Winnie untuk ikut balapan tapi konyolnya dia malah nempelin roda di sapu terbangnya dan melajukan dengan sihirnya. Tapi setelah gagal bikin mobil, akhirnya Winnie malahan masuk ke arena balapan dengan sepatu roda dan dia jadi juara saat sampai di garis finish---saking cepetnya sepatu roda Winnie melaju.

Saat ini, saya lagi kepengen kayak Winnie yang punya cara-cara unik untuk menghibur dirinya dan temannya. 

#GameLevel5 #Tantangan10Hari

Hari kedua progres baca buku Whizz-Bang Winnie baru sampe ke cerita kedua. Btw, buku ini bukan novel sih. Ini kumpulan cerita pendek yang cocok dibaca anak-anak karena kata-katanya sederhana dan masalah yang diangkat pun masalah keseharian.

Terdiri dari empat cerita dalam satu buku. Bukunya cukup tipis dan kalau punya keleluasaan waktu bisa banget selesai dalam satu hari. Oh iya, di cerita kedua yang judulnya Menyiapkan Pesta Ulang Tahun, ini cukup menarik.

Betapa memberikan kejutan berupa kebahagian kepada teman kita adalah satu dari sekian banyak hal yang sangat menyenangkan walaupun hanya memberikan kue ulang tahun. Dari sini ngajarin banget tentang berbuat baik kepada teman dan nggak perlu mesti ngasih kejutan yang gimana-gimana gitu.

Penyampaiannya bisa langsung dimengerti sama anak-anak. Anak-anak usia SD laah, cocok banget nih buku tentang si Penyihir Winnie ini. Insyaallah besok saya tamatin ceritanya si Winnie.

#GameLevel5 #Tantangan10Hari

Alhamdulillah, pagi tadi saya baru dapet semangat untuk photoshoot buku-buku yang akan di review secara dialy di instagram saya. Walaupun saya masih punya utang ngereview secara keseluruhan buku Online Wedding di blog ini. Tapi, sudahlaah... pasti akan segera saya lunasi, wkwk.

Oke, kayaknya buku Whizz-Bang Winnie ini bakalan jadi buku penutup di game kelima ini. Ini buku anak-anak dan ceritanya ringan dengan kalimat yang sederhana. Winnie ini ceritanya seorang pengihir dan punya temen baik seekor kucing namanya Wilbur. 

Di dalam buku ini ada 4 cerita tentang kejadian yang menimpa Winnie. Ada yang kocak ada yang kasian juga. Bukunya disertai ilustrasi juga. Cocok buat anak-anak yang udah bisa baca, sekitar usia kelas 1 SD laah.

Buku karya Laura Owen dan Korky Paul ini punya beragam seri tentang kisah Winnie si Penyihir. Saya nemu buku ini pas lagi ngubek-ngubek gudangnya Gramedia. Dan bisa bawa sekitar 10 bukuan dengan kondisi bagus dan harga sekitar 120-an ribu. Waktu itu lagi cuci gudang gitu, sih. Okelah, besok saya lanjutin lagi progres bacanya, ya!

#GameLevel5 #Tantangan10Hari

Menghadirkan pendidikan bagi anak adalah satu dari sekian banyak kewajiban yang harus ditunaikan orangtua. Lagian, orangtua yang bener-bener paduli dengan pendidikan anaknya pasti berusaha sekuat tenaga untuk terus mencari dan menggali ilmu demi menyajikan pengalaman belajar terbaik untuk anak-anak. Yang jelas, pengen anak cerdas tapi orangtua nggak mau repot, mustahil banget, kan? 

Hari Jumat lalu WhatsApp Group #ODOPfor99days kedatangan teh Dian Kusumawardani penulis buku Ibuku adalah Sekolah Terbaikku dan menggagas Home Education bersama sang suami untuk menghadirkan pendidikan terbaik bagi kedua anaknya. Pembahasannya cukup menarik, ya? Kira-kira Home Education dan Home Schooling sama nggak, sih? Yuk, langsung simak review acara kulwap ini dari saya!

Ini udah kayak pertandingan sepak bola aja, versus-versus-an, wkwk. Yap, saya sebagai yang awan tentang kedua hal ini jadi dapat sedikit pencerahan tentang Home Education dan Home Schooling. Tapi, kita mesti tahu dulu definisi keduanya ini apaan, sih?

Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yang tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kepada siapa pun. (Dikutip dari Kulwap HEbAT-Harry Santosa)

Home Schooling adalah sebuah keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak dan mendidik anaknya dengan berbasis rumah. Pada homeschooling, orang tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak; sementara pada sekolah reguler tanggung jawab itu didelegasikan kepada guru dan sistem sekolah. (Dikutip dari  Rumah Inspirasi)

Dalam sesi kulwap bersama teh Dian, home education  yang dijalankan dalam keluarganya mengacu pada buku Fitrah Based Education karya Harry Santosa. Denger-denger, buku ini bagus banget buat para orangtua sebagai bekal untuk mendidik anaknya. *ngubek-ngbek dompet, siapa tahu ada Pak Soekarno-Hatta yang nyelip, hahaha

Buku Fitrah Based Education karya Harry Santosa

Jadi, Home Education Itu Gimana, Sih?

Menurut Teh Dian, home education sejatinya adalah pendidikan berbasis rumah, kewajiban setiap orangtua. Mau anaknya sekolah atau tidak sekolah (home schooling), home education itu wajib dilaksanakan. Ibarat kata home education ini harga mati yang menjadi tanggungjawab orangtua untuk mendidik anak-anaknya.

Tentunya, home education ini nggak sama dengan home schooling. Teh Dian tidak menjalankan home schooling untuk anaknya, anaknya masih tetap bersekolah formal hanya saja home education dalam bentuk kegiatan yang menarik bagi anak turut dilaksanakan juga di rumahnya. Teh Dian pun punya kurikulum sendiri yang ia buat untuk anak-anaknya. 

Kurikulumnya mengacu pada Fitrah Based Education-nya Harry Santosa, setelah menyesuaikan dengan fitrah anak-anaknya, dan selanjutnya berdiskusi bersama suami mengenai kurikulum home education  yang akan dijalankan dalam keluarganya. Nah, teh Dian pun nggak pelit untuk memberikan contoh kurikulum home education versi keluarganya.

Langkah memulai home education adalah pembersihan jiwa, menundukkan semua ego. Menyadari bahwa anak adalah amanah yg wajib dipertanggungjawabkan kelak. Selanjutnya menyepakati dengan pasangan tentang home education yang akan dibina bersama di dalam rumah. Prinsip dasar dari home education ini adalah iqra dan thalabul 'ilmi.

Mungkin, yang dimaksud iqra dan thalabul 'ilmi ini berlaku untuk orangtuanya. Kalau mau jadi home educator andal yaa orangtuanya wajib banget suka baca dan mau belajar terus menerus. Kira-kira gitu, sih, yang saya pahami. Tapi sejujurnya, saya pribadi, jadi makin-makin penasaran sama daleman buku Fitrah Based Education-nya Harry Santosa gegara kulwap bareng teh Dian ini.

Menurut teh Dian, tantangan yang paling berat dalam menjalani home education adalah saat anak-anaknya tidak disiplin waktu, atau saat orangtua memiliki tenaga dan waktu yang terbatas. Untuk mengatasi perbedaan pandangan dengan suaminya saat melakukan home education, teh Dian selalu mengutamakan komunikasi, melibatkan suaminya dalam membuat kulikulum home education, dan memberikan report harian setiap malam kepada sang suami.

1. Home education disesuaikan dengan fitrah anak. Artinya, orangtua sebisa mungkin melakukan observasi terhadap anak, mulai kegiatan apa saja yang lebih ia sukai. Kemudian disesuaikan dengan kurikulum pendidikan yang akan dijalani bersama anak.
2. Home educator di rumah adalah ayah dan ibu. Pasangan suami-istri merumuskan bersama terkait kurikulum home educator, kemudian melakukan evaluasi dengan menceritakan kegiatan anak-anak.
3. Buatlah jadwal belajar yang disesuaikan dengan kenyamanan anak. Dalam kasusnya teh Dian, anak pertama biasanya lebih suka belajar di malam hari, adiknya lebih suka belajar di pagi hari, atau sekali waktu keduanya belajar di waktu yang sama.
4. Belajar nggak melulu tentang duduk manis kayak sekolah formal, ya. Belajar dilakukan dalam bentuk permainan, percobaan sains, dan banyak lagi.
5. Kunci dari home education adalah keterlibatan orangtua saat belajar bersama anak, serta melakukan observasi terhadap anak sebagai bahan evaluasi dengan cara melihat, mendengar, mengamati, kemudian mencatat setiap perkembangannya. 

Kulwap bersama teh Dian

Yuhu, sesuai target saya akhirnya novel Rumah Mande sudah khatam! Yeah, alhamdulillah nih tinggal saya review secara keseluruhan. Btw, saya masih belum mood buat photo-shoot buku-buku nih padahal minggu ini harusnya udah mulai lagi posting review buku. Sayanya masih males-malesan gini. Kerjaan juga agak terbengkalai. Hadeh, saya lagi kenapa-kenapa ini.

Dari Rumah Mande saya belajar kalau kehidupan setiap keluarga itu bagaikan roda. Bener-bener berputar dan ada kalanya kita jadi yang di atas dan lain waktu kita yang ada di bawah. Begitupun yang terjadi pada keluarga Upik, terasa banget betapa mereka kekurangan uang di saat yang bersamaan mereka memebutuhkan biaya unuk sekolah.

Cerita keluarganya bener-bener keren dan terasa di novel ini. Nggak terkesan lebai dan penuh drama tapi nancep di hati. Saya jadi kepikiran pengen nulis cerita tentang drama keluarga juga. Ah, banyak sih ini masih mengumpulkan segenap keberanian untuk memulai, wkwk.

#GameLevel5 #Tantangan10Hari

Saya masih on the way buat nyelesein novel Rumah Mande. Ceritanya masih seru karena semakin mengungkap perjuangan keluarga Upik yang bener-bener seperti roda. Pada mulanya kehidupan keluarga mereka berjalan dengan baik dan bergelimpangan harta. Namun sejak rumah makan Padang milik Abaknya Upik terbakar, keluarga mereka nyaris terpuruk dalam kemiskinan.

Mande memiliki 4 anak, saat keadaan sulit itu hanya Uda Upik yang bernama Bintang yang berhasil menamatkan pendidikannya sampai jenjang Universitas. Sementara Uda Hilman (kakak keduanya) hanya tamatan SMA dan bekerja sebagai pelayang di restoran. Uda Rusli sedang menyelesaikan tahun terakhir di SMA. Sementara Upik belum sekolah sama sekali karena kekurangan biaya.

Kondisi Abaknya pun sudah tua renta dan mulai pikun. Sebenarnya Mande dan anak-anaknya adalah istri keempat dari Abaknya. Abaknya ditinggal mati oleh istri pertama dan kedua, sedangkan istri ketiganya ia ceraikan. Jadilah Mande Upik yang akhirnya menjadi istri terakhir Abak sampai Abak renta dan pikun.

Ceritanya cukup mengharukan dan memang hal-hal seperti ini nyata terjadi---dialami oleh orang-orang tertentu. Saya sangat bersyukur bisa melewati masa sekolah yang menyenangkan tanpa keluarga yang kesulitan secara finansial. Betapa Papa saya sangat berjuang keras untuk membiayai keluarga kami. Uhuk, kok jadi melow begini, yaa... Baiklah, semoga besok novel ini bisa saya selesaikan.

#GameLevel5 #Tantangan10Hari